SuaraSurakarta.id - Pasar Triwindu Solo yang merupakan pasar pusat barang-barang antik dan kuno di Kota Solo perlahan mulai bangkit di masa pandemi Covid-19 ini.
Sebab setelah satu tahun lebih pasca muncul kasus Covid-19 pada 2020 membuat pasar peninggalan raja Pura Mangkunegaran Surakarta ini sepi dan pengunjung turun drastis.
Pasar Triwindu mulai ada pengunjung setelah adanya program vaksinasi dari pemerintah pada 2021 kemarin. Sebelum ada vaksinasi setiap hari hampir tidak ada pengunjung yang datang.
Pedagang banyak yang menutup kiosnya dalam waktu lama. Sekarang pedagang yang datang per hari 75 orang dan itu tidak semua pembeli tapi ada yang foto-foto saja, kalau dulu sampai 200-300 orang sedangkan pas lebaran bisa mencapai 400-500 orang dan potensi berbelanjanya tinggi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Solo Meningkat, Keterisian Rumah Sakit Sentuh 80,6 Persen
"Dampak pandemi Covid-19 ini sangat luar biasa sekali. Mulai awal pandemi sudah terasa dampaknya meski masih ada beberapa yang datang, tapi setelah berjalan dan banyak yang lockdown pasar jadi sepi," terang Ketua Paguyuban Pasar Triwindu Solo, Dodi Sudarsono saat ditemui, Sabtu (19/6/2021).
Pada awal pandemi kios yang buka hanya 10 persen dan itu secara bergantian, jadi yang satu minggu buka nanti satu minggu depannya tutup. Meski buka tapi itu bukan jaminan akan ada pengunjung atau pembeli, karena yang datang hanya beberapa.
"Saat pandemi sudah berjalan kondisi sempat normal meski pengunjung yang datang tidak banyak. Tapi ada informasi jika Solo zona hitam, kembali lagi terjun bebas seperti awal-awal pandemi," ungkap dia.
Dodi menjelaskan, mulai pengunjung agak rampai sejak ada program vaksinasi. Warga ada yang sudah berani keluar dan datang ke Pasar Triwindu meski harus pakai masker dan jaga jarak.
Pedagang pun banyak yang membuka kiosnya, karena sudah di suntik vaksin oleh pemerintah. "Mulai ada vaksin banyak yang berani datang ke pasar. Jumlahnya memang tidak banyak seperti sebelum pandemi, tapi itu menjadi angin segar dan senang," katanya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Dewa United Sambut Baik Penundaan Piala Wali Kota Solo
Sebenarnya saat lebaran 2021 lalu, pemerintah memperbolehkan mudik dan itu membuat pedagang senang. Tapi beberapa minggu menjelang lebaran muncul berita mudik dilarang, itu membuat pedagang menjadi down lagi.
"Awalnya pedagang senang mendengar boleh mudik, pedagang banyak yang kulakan atau mencari barang-barang. Ternyata mudik dilarang dan itu membuat pedagang merugi, karena sudah terlanjur kulakan barang," papar Dodi.
Padahal dulu tiap lebaran, tahun baru, atau liburan sekolah pedagang pasti panen banyak pengunjung yang datang. Itu yang diharap-harapkan dari pedagang dan berpengaruh pada penghasilan pedagang.
"Tapi sekarang sudah dua kali lebaran tidak merasakan dampaknya. Itu yang banyak membuat pedagang terpukul," imbuhnya.
Untuk sekarang intensitas pasar hanya 20 persen dari hari-hari biasanya diluar pandemi. Sekarang pun pengunjung yang datang cari barangnya berbeda.
Kalau dulu biasanya itu yang dicari barang-barang unik untuk menghias cafe atau restoran baru. Tapi sejak pandemi tidak ada, saat pandemi yang dicari itu seperti uang-uang kuno buat mahar pernikahan.
"Sekarang uang-uang kuno banyak dicari untuk mahar pernikahan. Dulu yang cari barang kuno dan unik banyak, ada juga yang cari barang yang sudah karatan, dikasih baru tidak mau," sambungnya.
Untuk sekarang pengunjung kebanyakan dari berbagai daerah di Indonesia. Kalau pengunjung mancanegara selama pandemi tidak ada, padahal dulu setiap pasti ada pengunjung mancanegara yang datang.
"Dulu buyer mancanegara banyak, sekarang mereka kan tidak boleh masuk Indonesia. Sekarang pengunjung lokal, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, atau luar Jawa," papar Dodi.
Selama ini di pasar menyediakan tempat cuci tangan, tes suhu tubuh, tau hand sanitizer. Pengunjung yang datang pun wajib pakai masker, jika ada pengunjung tidak pakai langsung diberi masker.
"Pasar Triwindu ini kami deklarasikan sebagai kawasan harus pakai masker. Kita sudah mempersiapkan untuk menyambut pengunjung di masa pandemi ini, jadi ada antisipasi," ucap dia.
Sementara itu salah satu pedagang Pasar Triwindu, Yoyok mengatakan memang saat pandemi sangat berpengaruh baik pengunjung atau penjualan. Bahkan saat awal pandemi pengunjung sama sekali tidak ada tapi sekarang banyak.
"Meski sekarang pengunjung banyak tapi daya beli belum signifikan. Jadi harus pelan-pelan dan mau tidak mau harus sabar serta menunggu," tuturnya.
Yoyok menambahkan, kalau tidak pandemi pengunjung yang datang dari daerah seluruh Indonesia. Tapi sekarang pengunjungnya dari daerah-daerah terdekat saja.
"Mereka carinya itu relatif, ada yang gambar, figuran atau lampu kuno. Sekarang pengunjung Indonesia banyak penggemar barang-barang antik untuk buka cafe atau restoran, kalau dalu sekitar 1990 banyak turis asing yang datang," tandas dia.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
-
'Menyala' dari Dulu, Ini Gaya Selvi Ananda Dampingi Gibran di Pelantikan Wali Kota Solo dan Wapres
-
Pesan Gibran Ke ASN Di Acara Pisah Sambut: Saya Titip Solo, Ritme Kerja Jangan Loyo
-
Potret Uji Coba Makan Siang Gratis di Kota Solo, Siswa Dapat Nasi Box hingga Susu
-
Profil Teguh Prakosa, Pengganti Gibran Rakabuming Raka
-
Bukan Kaleng-kaleng! Meja Kerja Gibran Penuh Mainan Sultan, Harganya Fantastis!
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Cerita Bahlil Lahadalia Kesengsem dengan Kuliner Soto Fatimah: Rasa Khasnya Paten
-
Kampanye di Sragen, Bahlil Lahadalia Sebut Ahmad Luthfi Punya Jaringan Pusat
-
Tok! Terdakwa Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga Boyolali Divonis Seumur Hidup
-
Blusukan Bareng Respati-Astrid di Proyek Rel Layang Joglo, Jokowi Titip Pesan Ini
-
Jokowi Tanggapi Putusan Bawaslu Soal Prabowo Dukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin