SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka secara tegas melarang kawasan Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta dipakai untuk berjualan bagi pedagang bermobil dari luar kota.
Larangan ini ditegaskan dan tertuang dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota terbaru meski pedagang memiliki hasil negatif swab antigen atau PCR.
"Sudah saya tegaskan di SE terbaru, khusus untuk alun-alun Utara dan sekitarnya tidak boleh sama sekali untuk berjualan. Mau bawa hasil swan antigen atau PCR tetap tidak boleh," tegas Gibran, Senin (14/6/2021).
Gibran menjelaskan, bahwa kemarin ada lima pedagang bermobil yang positif saat dilakukan tes swab antigen. Kedepan tidak boleh, sebenarnya kalau tidak pandemi Covid-19 mereka tidak boleh berjualan.
"Mereka bolehnya hanya ngedrop barang saja bukan berjualan disitu. Sebenarnya dari awal mereka tidak boleh berjualan tapi nekad," ungkap dia.
Untuk pengawasan di lapangan tim dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan dikuatkan. Bahkan nanti ada dukungan dari TNI/Polri untuk pengawasan dan tindakan di lapangan.
"Pengawasan kita kuat tim Satpol PP dan dukungan dari TNI/Polri. Larangan ini untuk seterunya bukan sementara," terang putra sulung Presiden Jokowi ini.
Keberadaan mereka itu berasal dari daerah yang termasuk zona merah, seperti Kudus, Jepara, Pekalongan, atau Demak. Sementara dari pantauan di lapangan pedagang bermobil pelat luar kota, seperti K, G, atau R masih melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Keberadaan mereka tersebar, ada yang di dalam alun-alun utara, Pasar Cinderamata, depan Pasar Kacamata, atau parkir kanan kiri Masjid Agung Surakarta.
Baca Juga: Ojol Ditangkap Bawa Pesanan Miras Disampaikan ke Kapolri, Keluarga Diminta Hubungi DPR
Pasca larangan setelah ada lima pedagang bermobil yang positif Covid-19 keberadaan kendaraan bermobil tidak seramai sebelumnya. Apalagi ada pengetatan di lokasi-lokasi yang dipakai pedagang bermobil berjualan.
"Sejak tes swab acak kemarin sekarang pedagang bermobil berkurang banyak. Jadi itu sangat berdampak sekali bagi aktivitas disini," ujar Pengelola Pasar Cinderamata Solo, Nur Atika.
Menurutnya, keberadaan mereka sekarang berkurang sekitar 90 persen. Hanya satu-dua saja yang masuk ke area Parkir Taman Cinderamata.
"Paling hanya 10 persen saja yang menyebar di kawasan Alun-alun Utara bukan hanya di Pasar Cinderamata. Banyak pedagang atau pemasok barang dagangan dari Kudus, Jepara, dan lainnya tidak datang," sambungnya.
Kalau kendaraan berpelat luar kota yang masuk ke area Pasar Cinderamata tidak lebih dari lima kendaraan. Mereka biasanya datang sejak pagi dan baru pulang sebelum asar, tapi pada Senin (14/6) kemarin pulang lebih awal, sebelum zuhur.
"Pengawasan terus kita lakukan. Kita juga mendatangi untuk sosialisasi penerapan protokol kesehatan. Kami belum bisa meminta yang sudah terlanjur datang ini untuk balik atau melarang mereka, kalau sudah terlanjur sampai sini susah untuk diminta pulang," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
5 Rekomendasi Hotel di Hong Kong untuk Liburan dan Belanja
-
PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia