SuaraSurakarta.id - Jika biasa berbuka puasa selama ramadhan menggunakan teh manis, kolak, atau es buah, di Masjid Jami' Assegaf Pasar Kliwon, Solo memiliki menu yang tidak biasa dan berbeda saat berbuka puasa selama bulan ramadhan.
Menunya adalah dengan kopi serta kurma dan itu menjadi ciri khas ketika bulan ramadan tiba. Banyak masyarakat yang tertarik dengan menu buka puasa di masjid yang dibangun sekitar 1920.
Kopi yang dibuat pun buka kopi biasa tapi ada campuran rempah-rempahnya. Sehingga membuat aroma dan rasa yang berbeda membuat jamaah yang datang ketagihan.
"Kalau selama bulan ramadhan disajikan pas buka puasa. Dan ini sudah menjadi tradisi sudah lama di sini," ujar pelaksana harian bidang dakwah dan pendidikan Masjid Jami' Assegaf Pasar Kliwon, Solo, Ridho Wicaksono.
Sebenarnya tradisi kopi meniru dari Kota Tarim, Hadramaut, Yaman. Disana saat bulan ramadhan di masjid selalu menyajikan kopi untuk buka puasa.
"Di sana kalau buka saat bulan ramadhan dikasih kopi," terang dia.
Ada beberapa bahan rempah-rempah yang menjadi resep kopi khas Masjid Jami' Assegaf. Untuk bahanya seperti air satu galon, Jahe 1 kg, gula pasir 2 kg, gula jawa 1 kg, daun pandan 3 lembar, serai 3 batang, kopi 2 bungkus, kapulaga arab, dan kayu manis.
Untuk cara membuatnya, masak air sampai mendidih, setelah mendidih masukan daun pandan, jahe (yang sudah ditumbuk), sereh, kayu manis (yang sudah dibakar) dan ditunggu 10 menit.
Kemudian masukan gula jawa ditunggu 10 menit, masukan gula pasir, kopi, kapulaga (yang sudah ditumbuk). Selanjutnya diaduk kurang lebih 5 menit dan kopi siap dihidangkan.
Baca Juga: Resmi Dapatkan Torres, Persis Solo: Sugeng Rawuh!
"Khasnya itu banyak bahan rempahnya. Ini yang buat atau meracik kopi ada sendiri, dua orang," kata dia.
Untuk pembuatannya selama bulan ramadhan itu mulai pukul 16.00 WIB dan selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Hanya saja kompor masih tetap nyala biar saat dihidangkan dalam kondisi hangat, sebenarnya tidak hanya buat kopi saja juga teh, ini untuk menyediakan bagi warga yang tidak suka dengan kopi.
"Mulai persiapan meracik kopi habis sholat ashar sekitar pukul 16.00 WIB. Kita juga menyediakan teh, karena ada jamaah yang tidak suka dengan kopi," ungkap dia.
Untuk penyajiannya itu ada kopi, kurma tiga biji, dan air mineral serta nasi setelah sholat magrib. Namun, pada masa pandemi ini nasi kurma ditaruh di kresek, jadi tinggal membagikan kopi.
Dulu awalnya tradisi kopi merupakan sajian setelah sholat subuh dan belum dibuat takmir masjid. Dulu ada satu warung milik keturunan Arab tiap subuh ngasih kopi di sini, tambah banyak jamaah akhirnya masjid juga buat.
Lama-lama saat ramadhan juga menyajikan kopi tapi pas waktu buka puasa. "Tradisi kopi ini sudah lama, mulai kapan saya kurang tahu," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia
-
Sambangi Solo, Roy Suryo dan Dokter Tifa Kompak: Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu!
-
Iriana Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan hingga Erick Thohir Kirim Karangan Bunga