Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 08 April 2021 | 21:27 WIB
Politisi Partai Gerindra Fadli Zon saat berada di Kota Solo. [suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menyoroti masalah kasus terorisme di Indonesia yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Menurut Fadli Zon, masalah terorisme harus menjadi evaluasi bersama agar jangan sampai kasus tersebut makin besar di Indonesia.

"Masalah terorisme seharusnya menjadi evaluasi bersama, kenapa masih terjadi tindakan terorisme. Kami berharap dengan banyak lembaga yang menangani terorisme, makin kecil pula terorisme itu," kata Fadli Zon dilansir dari ANTARA saat melakukan kunjungan di Kampus UNS Solo, Kamis (8/4/2021).

Ia mengatakan melihat pengalaman sejumlah negara lain seperti Amerika, banyak kasus terorisme yang bersifat manufaktur atau yang dibuat, bukan karena bentuk ideologis sebuah kelompok.

Baca Juga: Netizen ke Fadli Zon Soal Ambil TMII: Harusnya Berterima Kasih ke Jokowi

"Jadi ini memang harus menjadi evaluasi, jangan sampai terorisme ini menjadi instrumen bagi kekuasaan untuk menjustifikasi adanya kegiatan teror. Saya tidak melihat, misalnya yang tertuduh kan selalu umat Islam yang merupakan mayoritas," katanya.

Ia juga berharap agar tidak ada oknum yang justru memelihara keberadaan terorisme di Indonesia.

"Seharusnya kita harus habisi yang namanya terorisme itu dan jangan ada yang menghidup-hidupkan. Termasuk BIN yang punya anggaran dalam pemberantasan terorisme agar ada semacam evaluasi, sejauh mana efektivitas dalam program deradikalisasi," katanya.

Mengenai isu radikalisme di Indonesia, ia menilai masyarakat Indonesia sebetulnya sangat moderat.

"Saya tidak melihat ada orang yang radikal, pemahaman agama Indonesia sudah input bercampur dengan tradisi, kan Islam tidak pernah menumpas tradisi, ketika Islam masuk Jawa terjadi Islamisasi Jawa, akulturasi budaya," katanya.

Baca Juga: Pembangunan Masjid Sriwedari, Gibran: Ini Masih Diperjuangkan

Load More