SuaraSurakarta.id - Ahli virologi dari Universitas Gadjah Mada, Mohamad Saifudin Hakim, mengatakan masyarakat tidak perlu menyoal kehalalan vaksin Covid-19 dari Sinovac. Majelis Ulama Indonesia sudah menyatakan vaksin tersebut suci dan halal.
“Jadi, seharusnya tidak perlu lagi ada gejolak untuk menolak vaksin,” katanya dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (12/1/2021).
Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM menambahkan gerakan penolakan terhadap program vaksinasi telah ada dari dulu.
“Ada kelompok anti vaksin garis keras yang mau diberi penjelasan sebaik apapun mereka akan menolak vaksinasi dengan bermacam alasan. Tidak hanya menolak karena aspek halal-haram saja, tapi keamanan, efektivitas, background anti-medis, dan lainnya akan selalu dijadikan alasan,” kata dia.
Ada juga kelompok menolak program vaksinasi karena bimbang.
Golongan ini menolak vaksin karena adanya miss-informasi yang diterima, kata Hakim. Namun, mereka biasanya akan mau menerima vaksin saat diberikan penjelasan secara rasional terkait keamanan dan efektivitas vaksin.
Hakim mengimbau masyarakat untuk menghentikan polemik halal-haram vaksin Sinovac.
“Sebelum mengeluarkan fatwa, MUI telah melakukan studi dengan melihat langsung proses produksi dan mengkajinya. Kehalalan vaksin sudah diterbitkan dan saat ini tinggal menanti kepastian kemanan vaksin dari BPOM,” kata dia.
Hakim mengatakan BPOM tengah mengkaji efektivitas dan efek samping vaksin Sinovac hingga dinyatakan aman untuk diberikan ke masyarakat. Ia menjelaskan semua vaksin memiliki potensi efek samping.
Baca Juga: Himasta UGM Hadirkan ANAVA 2021, Ada 5 Kompetisi yang Digelar
Terdapat dua efek samping utama yang biasanya muncul setelah pemberian vaksin.
Pertama, efek samping lokal seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan di sekitar tempat suntikan. Kedua, efek samping sistemik seperti timbulnya demam.
“Semua vaksin tidak ada yang 100 persen aman, pasti ada efek samping tertentu. Tetapi dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari vaksinasi, manfaat tersebut jauh lebih besar daripada efek sampingnya,” kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Efikasi Vaksin Covid-19 Sinovac 65 Persen, Tuai Tanggapan Profesor UGM
-
Alhamdulillah Bahan Baku Vaksin COVID-19 Sinovac Sampai Indonesia
-
15 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Telah Tiba, Nanti Dibawa ke Bio Farma
-
15 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Sudah Sampai di Indonesia
-
Istana Siapkan Mekanisme Vaksinasi Jokowi Besok Pagi
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Cerita Rasino, Guru Tuna Netra Sejak Lahir di Solo, Punya Metode Mengajar Sendiri
-
Hikayat Absurd Yoedo Prawiro: Polisi Rahasia Klaten Justru Jadi Raja Maling yang Licin
-
4 Link DANA Kaget Spesial Warga Solo, Rejeki Nomplok hingga Rp149 Ribu
-
7 Susunan Kabinet Baru PB XIV Purboyo, Langkah Berani Bangun Keraton Solo Modern
-
Bukan Kebetulan! INDACO Pertahankan Envi dan Belazo, Meniru Model Bisnis Cat Raksasa Dunia