Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 12 Januari 2021 | 11:31 WIB
Pasar Gede di Kota Surakarta ditutup, lantaran 11 pedagang terkonfirmasi postif Covid-19. [Antara]

SuaraSurakarta.id - Siapa yang tidak tahu Pasar Gede yang berada di Solo. Pasar legendaris itu hari ini ulang tahun. Sejarah mencatat, tepat hari ini, Pasar Gede di Solo tepat berusia 91 tahun.

Bagaiaman sejarah Pasar Gede Solo? Berikut ulasanya. 

Dilansir dari Solopos.com media jaringan Suara.com, pasar Gede diresmikan oleh Paku Buwana X pada 12 Januari 1930. Pasar tersebut dibangun oleh arsitek Belanda bernama Ir Herman Thomas Kartsen.

Kala itu, pembangunan Pasar Gede Hardjonagoro Solo menghabiskan biaya sekitar 650.000 Gulden atau kini setara dengan Rp2,47 miliar.

Baca Juga: Aksi Anggota Polisi Tangkap Jambret dan 4 Berita Menarik Lain

Dibangun dengan biaya fantastis, tak ayal Pasar Gede Solo menghasilkan bangunan yang begitu cantik dan juga cocok untuk dijadikan lokasi berfoto seperti sekarang.

Sementara itu, berdasarkan artikel sejarah yang ditayangkan di situs resmi Kemendikbud, nama Pasar Gede sendiri merujuk pada bangunan yang berbentuk besar menyerupai benteng di pintu masuk utama berbentuk singgasana besar dan atap yang lebar.

Sedangkan nama Hardjonagoro diambil dari nama seorang keturunan China yang mendapat gelar KRT Hardjonegoro dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Dikutip dari Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya 2017 yang diterbitkan Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, dari sejarah Pasar Gede Solo, pasar ini menjadi simbol harmoni kehidupan sosial budaya yang telah berkembang di Solo pada masa itu.

Hal ini terbukti dengan adanya sebuah klenteng Vihara Avalokitesvara Tien Kok Sie yang berada di dekat Pasar Gede Solo dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.

Baca Juga: Aksi Anggota Polisi Solo, Tinggalkan Keluarga di Mobil Demi Tangkap Jambret

Berdasarkan historinya, Pasar Gede Solo mengalami tiga masa, yakni kerajaan, post kolonial dan masa kemerdekaan.

Dan sebelum diresmikan pada 1930, pada masa kolonial Belanda, Pasar Gede dianggap sebagai mediator perdagangan masyarakat China dan Belanda serta pribumi.

Selain itu, pada masa tersebut Pasar Gede juga dikenal sebagai Pasar Priyayi. Pasalnya, dagangan yang dijual di pasar ini terkenal dengan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya.

Kini di usianya 91 tahun, Pasar Gede di Solo menjadi salah satu bukti sejarah berkembangnya Kota Solo dari masa ke masa.

Load More