SuaraSurakarta.id - Pemerintah pusat resmi akan menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021. Hal itu pastinya akan berdampak pada ekonomi khusunya bidang perhotelan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Surakarta menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali yang akan dilakukan tanggal 11-25 Januari 2021 tidak akan berdampak signifikan bagi sektor perhotelan.
Sebab keadaan kesehatan juga sudah semakin mengkhawatirkan, yaitu lonjakan positif Covid-19 terus meningkat.
"Ya sudah tidak apa-apa, kondisi seperti ini kan 'up and down' (naik dan turun)," kata Ketua PHRI Kota Surakarta Abdullah Soewarno dilansir dari ANTARA di Solo, Kamis (7/1/2021).
Ia mengatakan aktivitas perhotelan cenderung rendah sejak pertama kali kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia. Bahkan, momentum pergantian tahun lalu tidak mampu mendongkrak okupansi hotel di dalam negeri termasuk Solo.
"Okupansi hotel di saat libur akhir tahun kemarin hanya di kisaran 30 persen," katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap berupaya untuk mengikuti aturan pemerintah mengingat langkah tersebut diambil karena menyangkut keselamatan jiwa manusia.
"Yang jelas efeknya ya sudah jelas, bisa ditebak (hotel merugi). Namun PHRI Solo tetap mendukung, kami tidak akan komplain. Pandemi seperti ini ya landai, tidak ada yang namanya ramai," katanya.
Meski demikian, diakuinya, di luar kondisi pandemi pada periode awal tahun memang bukan merupakan waktu yang baik bagi industri perhotelan.
Baca Juga: Jadi Wali Kota Solo, Putra Jokowi Dapatkan 'Warisan' Ini
Menurut dia, di masa normal kondisi perhotelan di Kota Solo pada awal tahun hanya mampu mencatat okupansi rendah.
"Kalau kondisi normal, di bulan Januari ya 40-45 persen. Apalagi besok tidak ada 'Solo Great Sale'," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surakarta optimis Solo mampu menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali yang akan dilakukan tanggal 11-25 Januari 2021 meskipun akan memberikan dampak pada perekonomian daerah.
"Kalau itu sudah dihitung dampaknya, risiko terhadap ekonomi pasti ada. Lebih baik kita merugi namun bangsa ini bisa diselamatkan dari penyebaran COVID-19, lha ini yg mesti kita lakukan," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Adu Kokoh Maarten Paes vs Emil Audero: Siapa Pilihan Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Senjata Rahasia Garuda di Jeddah?
-
5 Untung Rugi Jay Idzes ke Torino: Lonjakan Karier atau Tantangan Berisiko?
-
Selamat Tinggal Mees Hilgers! FC Twente Tak Sabar Dapat Duit Rp120 Miliar
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
Terkini
-
Mural One Piece Bikin Geger Solo, Ada yang Dihapus, Ada yang Bertahan
-
Inisiatif Puspo Wardoyo: SPPG Kembali Dibuka di Solo, Fokus Penuhi Kebutuhan Anak Sekolah
-
Kader PDIP Diminta Dukung Pemerintah, FX Rudy: Nggak Barter dengan Hasto Kristiyanto!
-
Transaksi Soloraya Great Sale Tembus Rp 10,7 Triliun, Ini Kata Gubernur Jateng
-
Screening Film Panggil Aku Ayah: Bawa Warga Solo Banjir Air Mata