Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 03 Januari 2021 | 07:00 WIB
Ilustrasi babi. (shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Satreskrim Polres Klaten berhasil menangkap satu pelaku teror pembuangan bangkai babi di sungai di Kabupaten Bersinar, Sabtu (2/1/2021). Pembuangan bangkai babi ke sungai dinilai telah mengganggu kenyamanan warga di bantaran sungai.

Sebagaimana diketahui, warga Klaten digemparkan dengan pembuangan bangkai babi di sungai di Tibayan, Kecamatan Jatinom dan di Kali Lunyu, Sidorejo, Klaten Tengah, beberapa waktu lalu. Bangkai babi itu dalam kondisi menganbang hanyut terbawa arus ke arah hilir Kali Lunyu.

"Pelaku berinisial AW," kata Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, dilansir dari Solopos.com jaringan media Suara.com Sabtu (2/1/2021) sore.

AKP Andriansyah Rithas Hasibuan mengatakan timnya langsung menelusuri para pemilik kandang babi di aliran hulu di kawasan Tibayan dan Kali Lunyu. Dalam penelusuran itu, Polres Klaten menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten.

Baca Juga: Waduh! Pabrik Pakaian Dalam di Klaten Digeruduk Ratusan Karyawan

"Saat ini masih dilakukan pemeriksaan [pelaku pembuangan bangkai babi]," kata AKP Andriansyah Rithas Hasibuan.

Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan tim DPKPP Klaten juga sudah menelusuri teror pembuangan bangkai babi ke sungai di Klaten.

"Prediksi kami berasal dari pedagang [kejadian pembuangan ternak babi di sungai]. Teman-teman juga sudah menesuluri ke peternak babi," katanya.

Widiyanti mengatakan kematian ternak babi juga terjadi di Jogonalan, beberapa waktu lalu. Tim DPKPP Klaten pun telah menelusuri kasus itu, pertengahan November 2020.

"Hasil investigasi kerja sama dengan Balai Besar Veteriner diketahui penyebab kematian babi di Jogonalan karena positif African Swine Fever (ASF). Itu diketahui satu pekan lalu. Peternak babi di Jogonalan membeli ternak dari luar daerah. Virus ASF belum ada obatnya, yang bisa dilakukan dengan biosecurity yang ketat [desinfektasi, pengetatan orang keluar-masuk kandang babi, dan tak membeli ternak babi dari daerah wabah]. Antipasi perkembangan ASF dilakukan dengan cara komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) ke peternak," katanya.

Baca Juga: Dikira Boneka, Mayat Perempuan Mengambang di Sungai Gegerkan Warga Klaten

Berdasarkan data yang dihimpun, warga di bantaran Kali Lunyu Sidorejo, Kelurahan Kabupaten, Klaten Tengah merasa terganggu dengan adanya bangkai babi di aliran Kali Lunyu, Kamis (31/12/2020) pagi.

Saat itu, terdapat dua bangkai babi yang mengambang di tanggul Kali Lunyu. Hal itu telah mengakibatkan bau tak sedap di sekitar tanggul Kali Lunyu.

"Satu ekor masih utuh, satunya lagi tinggal separuh. Di saat kami sudah peduli sungai [dengan merawat dan rutin membersihkan sungai], justru ada orang tak bertanggung jawab membuang bangkai babi di sungai," kata," Ketua RW 011, Sidorejo, Kabupaten, Klaten, Muhammad Jumadi, 69.

Load More