SuaraSurakarta.id - Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) yang terjadi di sejumlah wilayah di Soloraya mengancam para peternak sapi.
Bahkan peternak sapi di Kabupaten Wonogiri, terancam bangkrut oleh dampak kemunculan wabah PMK tersebut yang membuat harga sapi anjlok.
"Bagaimana tidak bangkrut, harga sapi yang normalnya Rp 20 juta sampai Rp 30 juta, kini hanya laku Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per ekor," keluh para peternak sapi di wilayah Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, melansir Suarabaru.id--jaringan Suara.com, Jumat (3/1/2025).
Sementara upaya mengobatkan sapi yang sakit, tidak sepenuhnya dapat berhasil menjamin kesembuhannya kembali.
Baca Juga:Setelah Puluhan Tahun Alami Kekeringan, Kini Warga Gendayakan Wonogiri Berlimpah Air Bersih
Tarso, salah seorang petani peternak di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, mengatakan, upaya menjual sapi dengan cara banting harga tersebut, terpaksa dilakukan sebagai kiat agar tidak merugi sepenuhnya. Karena bila terlanjur mati, sapi hanya dikubur sebagai bangkai.
Namun, menjual sapi yang terindikasi sakit dengan cara banting harga pun, peluangnya tidak terbuka luas. Sebab, yang mau membeli hanya para jagal, yang jumlahnya terbatas.
Pihak jagal, memberikan alasan tidak berani membeli sapi dalam jumlah banyak, karena pemasaran daging peluangnya juga terbatas.
Kepala Dusun (Kadus) Bendungan, Desa Tubokarto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Suman, menyatakan, di Dusunya telah ada setidak-tidakan 8 ekor sapi mati.
Petani peternak di Desa Genukharjo, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, menyatakan, proses kematian sapi yang terserang OMK berlangsung relatif cepat.
Baca Juga:Hujan Deras Disertai Angin Kencang Porak-porandakan Wonogiri, Pohon Tumbang Tutup Jalan Utama
Camat Pracimantoro, Warsito, dan Mantri Hewan Haryanto, menyatakan, petugas kehewanan telah melakukan penyemprotan disinfektan secara massal.
- 1
- 2