Sebaliknya, dalam ajaran Kristen Protestan, Maria dipandang sebagai sosok yang taat karena bersedia melahirkan Yesus. Namun, perannya hanya dipahami sebatas ibu Yesus tanpa penghormatan khusus seperti dalam tradisi Katolik.
4. Fokus pada Kelahiran Yesus
Dalam ibadah Natal, gereja Katolik sering menggabungkan elemen tradisional seperti penggunaan lilin Advent, lagu-lagu liturgis, dan misa malam Natal. Semua ini dilakukan untuk memperkuat makna rohani kelahiran Kristus.
Gereja Kristen Protestan biasanya berfokus pada penyampaian pesan melalui khotbah, dengan pujian-pujian modern dan penggunaan alat musik untuk membangkitkan semangat jemaat.
Baca Juga:Menyambut Hari Natal, Ini Kisah 4 Gereja Bersejarah di Kota Solo
5. Santa Claus dan Tradisi Budaya
Dalam tradisi Katolik, Santa Claus atau Sinterklas lebih dipandang sebagai bagian dari budaya sekuler dan tidak terkait langsung dengan ibadah. Fokus utama tetap pada kelahiran Yesus Kristus.
Di gereja Kristen Protestan, Santa Claus lebih sering disinggung dalam konteks perayaan keluarga, terutama di negara-negara Barat. Namun, esensi ibadah Natal tetap pada makna spiritual kelahiran Yesus.
6. Lagu-Lagu Natal
Gereja Katolik sering menyanyikan lagu-lagu Natal klasik dengan gaya liturgis, seperti "Malam Kudus" dan "Adeste Fideles". Lagu-lagu ini memiliki nuansa sakral yang mendalam.
Baca Juga:Mengenal Sejarah Gua Maria Mojosongo, Oasis Spiritual di Hati Kota Solo
Di sisi lain, gereja Kristen Protestan lebih fleksibel dengan memasukkan lagu-lagu Natal modern yang dinyanyikan dengan iringan band atau alat musik kontemporer, membuat suasana ibadah lebih dinamis.