Banyak Calon Kepala Daerah Temui Jokowi, Pengamat Politik: Berharap Dapat Berkah Elektoral

Mereka mulai datang sejak Jokowi purna tugas sebagai presiden, 20 Oktober 2024 lalu hingga saat ini.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 06 November 2024 | 07:42 WIB
Banyak Calon Kepala Daerah Temui Jokowi, Pengamat Politik: Berharap Dapat Berkah Elektoral
Jokowi menghadiri undangan wedangan angkringan paslon 02 Pilkada Solo, Respati-Astrid di Wedangan Pendhopo Solo, Senin (4/11/2024). [Suara.com/dok]

"Kemudian juga Jatim walaupun relatif sudah aman tetap banyak simpatisan di sana. Di Jakarta bahkan Ridwan Kamil sudah mulai tersalip oleh Pramono Anung-Rano Karno, jadi balik lagi semua ujungnya adalah memperkuat simpati dan dukungan untuk memenangkan pilkada nanti," lanjutnya.

Menurutnya Jokowi pastinya punya kepentingan jangka panjang agenda politik. Beliau secara nasional masih sangat besar, kemudian yang menjadi faktor krusial Jokowi ini  sosok tokoh politik yang tidak punya partai politik.

"Jadi tidak ada mesin politik yang menjamin kelanggengan pengaruh politiknya. Yang bisa dia lakukan adalah memimpin pengaruh melalui para kepada daerah, jadi dengan memberikan dukungan semacam ini artinya ada investasi politik kepada kepala daerah, kalau mereka menang maka tetap harus mendukung agenda politik Pak Jokowi," papar dia.

Abdul Hakim mengakui mekanisme politik di Indonesia akhir-akhir ini masih memakai sistem balas budi. Sudah ada semacam role model, bisa dilihat kemarin pasca pilpres, Prabowo Subianto sikapnya kalau istilah jawanya 'mikul duwur mendem jero.'

Baca Juga:Jokowi Buka Suara Terkait Hasil Survei Pilgub Jateng

"Jadi semua calon kepala daerah yang mengharapkan dukungan Pak Jokowi, kira-kiranya sudah punya referensi seperti itu. Konsekuensi kedepannya seperti apa," jelasnya.

Abdul Hakim mengatakan ini juga Jokowi punya kepentingan memastikan pemerintah Prabowo-Gibran itu stabil. Problemnya kalau dilihat approval rating atau berkaca dari pilpres kemarin, Prabowo hanya dipilih oleh sedikit lebih besar dari 50 persen penduduk Indonesia.

"Dari segi legitimasi politik itu tidak terlalu kuat apalagi kalau mengambil kebijakan-kebijakan yang beresiko tinggi. Kan ada dua agenda besar yang ingin diusung Pak Prabowo, yakni makan siang gratis dan food estate. Itukan dua hal yang membutuhkan dana yang besar dan bisa menimbulkan polemik yang lumayan hangat di masyarakat, kalau tidak diantisipasi dengan baik itu mudah sekali dikapitalisasi untuk narasi oposisi," tandas dia.

"Dalam konteks ini Pak Jokowi punya kepentingan memberikan legitimasi politik tambahan kepada pemerintahan Prabowo baik secara langsung maupun menebarkan pengaruh di kepala daerah," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Baca Juga:Respati Ardi Pasang Foto Bambang Pacul Saat Debat, FX Rudy Buka Suara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini