Cerita Pilu Petani Keramba Waduk Cengklik, Ribuan Ikan Siap Panen Mendadak Mati

Adalah amoniak dibawa naik ke permukaan air karena cuaca agak buruk pertama suhu panas, tidak ada angin dan kemudian sorenya gerimis.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 04 November 2024 | 20:36 WIB
Cerita Pilu Petani Keramba Waduk Cengklik, Ribuan Ikan Siap Panen Mendadak Mati
Sejumlah petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali saat mengecek ikan mati di Waduk Cengklik Ngemplak Boyolali, Senin (4/11/2024). [ANTARA/Bambang Dwi Marwoto]

SuaraSurakarta.id - Nasib pilu dialami petani keramba di Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. 

Ribuan Ikan atau sebanyak 12,7 ton mati mendadak akibat upwelling atau cuaca yang mengakibatkan air dari dasar waduk yang tercemar naik ke atas menyebabkan ikan mengalami keracunan.

Supriyanto, salah satu petani ikan keramba di Waduk Cengklik Ngemplak Boyolali mengatakan ikan banyak yang mati karena keracunan.

Adalah amoniak dibawa naik ke permukaan air karena cuaca agak buruk pertama suhu panas, tidak ada angin dan kemudian sorenya gerimis.

Baca Juga:Fenomena Pladu di Sungai Bengawan Solo, Warga Solo dan Sukoharjo Panen Berlimpah

"Total ikan yang mati karena cuaca tidak mendukung total sekitar 13 ton ikan, sejak Jumat (1/11/2024) pagi hingga Minggu (3/11/2024)," ungkap Supri, Senin (4/11/2024).

"Semua petani ikan sudah massa panen kalau diperkirakan totalnya sekitar 13 ton ikan yang terdampak perubahan cuaca ini," tambahnya.

Dia menceritakan, pada Jumat (1/11/2024) pagi sudah massa panen, tetapi akibat cuaca ikan keracunan dan banyak yang mati.

Ikan miliknya sekitar tujuh kuintal, kalau harga per kilogram sekitar Rp24.000. Kerugian diperkirakan sekitar Rp16 juta.

Cuaca sekarang sudah membaik ada angin sehingga ikan dapat dikasih makan.

Baca Juga:Tragedi Puluhan Ton Ikan Nila Mati di Waduk Cengklik, Petani Rugi Hampir Rp 1 Miliar

"Ikan yang dapat diselamatkan bisa dipanen dan ikan yang mati diolah untuk makan lele atau ikan pendamping," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak