Gemuruh Suara Bela Palestina Menggema di UMS: Dipimpin Rektor dan Ribuan Mahasiswa

Aksi ini juga diikuti para mahasiswa dari luar negeri, seperti Palestina dan Yaman. Mereka juga ikut berorasi.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 07 Mei 2024 | 13:29 WIB
Gemuruh Suara Bela Palestina Menggema di UMS: Dipimpin Rektor dan Ribuan Mahasiswa
Aksi bela Palestina dan kutuk Israel oleh civitas akademik dan ribuan mahasiswa UMS, Selasa (7/5/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif bersama civitas akademik dan ribuan mahasiswa UMS menggelar aksi bela Palestina dan kutuk Israel di halaman Gedung Induk Siti Walidah UMS, Selasa (7/5/2024).

Aksi ini juga diikuti para mahasiswa dari luar negeri, seperti Palestina dan Yaman. Mereka juga ikut berorasi.

Bendera Palestina dikibarkan para peserta aksi, poster dan spanduk dengan berbagai tulisan dibentangkan, seperti 'Bela Palestina dan kutuk Israel', 'Free Palestina', 'Kita bersama Palestina', 

Rektor dan para petinggi UMS secara bergantian berorasi. Tidak hanya itu para perwakilan mahasiswa juga ikut berorasi dan membacakan puisi tentang Palestina. 

Baca Juga:Ribuan Umat Islam Soloraya Gelar Aksi Bela Palestina, Peserta Salat Ghaib hingga Baca Qunut Nazilah

Mereka juga melakukan donasi penggalangan dana yang nantinya akan dikirimkan untuk membantu rakyat Palestina.

Salah satu mahasiswa, Nusa mengatakan ini merupakan aksi untuk bela Palestina dan mengutuk Israel yang telah menjajah rakyat Palestina. 

"Ini aksi untuk membela Palestina yang telah dijajah oleh Israel," ujar mahasiswa Fakultas Farmasi UMS ini saat ditemui, Selasa (7/5/2024).

Nusa mengutuk keras tindakan kejam Israel terhadap rakyat Palestina. Banyak rakyat Palestina yang dibantai dan terluka akibat tindakan kejam Israel.

"Tuntutan jelas ingin agar Israel angkat kaki dari Palestina dan tidak menjajah lagi. Jadi aksi untuk menyuarakan hak-hak rakyat Palestina untuk segera bebas dari Palestina," katanya.

Baca Juga:Diwawancarai Jurnalis Asal Israel, Suporter Timnas Jerman: Bebaskan Palestina!

Sementara itu Rektor UMS, Sofyan Anif mengutuk keras Israel atas agresi serangan militer yang sangat tidak profesional kepada Palestina.

"Ini aksi damai bela Palestina sekaligus mengutuk keras kebiadaban Israel. Kita bicara Palestina-Israel bukan lagi perbedaan agama tapi sudah kemanusiaan, keadilan, dan kemerdekaan dalam berbangsa bernegara," papar dia.

Menurutnya hampir satu abad konflik Israel-Palestina tidak kunjung berujung. Hal ini tidak lepas dari misi Zionis Israel untuk menguasai tanah Palestina.

Berbagai serangan, penindasan, pengusiran, dan pembunuhan dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Hingga saat ini, agresi dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina merupakan serangan yang paling keji, biadab, dan brutal dalam sejarah konflik Israel dan Palestina. 

"Korban terbunuh telah mencapai hampir 35.000 orang dan terluka mencapai lebih dari 77.867 orang, yang sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak," terangnya.

Sofyan Anif menambahkan tindakan yang dilakukan Israel terhadap Palestina justru mendapat pembiaran dan dukungan dari negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

"Kami jelas mengecam sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangannya terhadap Palestina. Kami minta PBB untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina," tandas dia.

"Kami juga minta Pemerintah Indonesia, agar tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide Israel. Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak