SuaraSurakarta.id - Kanaikan harga terjadi setiap menjelang perayaan hari raya lebaran di Indonesia. Hal itu seperti menjadi tradisi setiap tahunnya.
Masyarakat perlu mengantisipasi hal itu. Sebab, tidak semua orang bisa menikmati tunjangan hari raya (THR).
CEO dan Kepala Perencana Keuangan QM Financial Ligwina Hananto memberikan kiat dalam menghadapi kenaikan harga jelang perayaan Lebaran.
"Ya tentu berhemat. Apa yang harus kita lakukan apa yang harus kita siapkan. Kalau buat aku, orang yang sudah punya anggaran akan tahu dia berhematnya buat apa," ujar Ligwina dikutip dari ANTARA pada Kamis (21/3/2024).
Baca Juga:Total 126 Bus Program Balik Gratis Lebaran Sudah Berangkat dari Tirtonadi Solo
Ligwina membagikan sebuah rumus sederhana yang dikenal sebagai rumus 1, 2, 3, dan 4. Angka 1 mengacu pada 10 persen, 2 adalah 20 persen, 3 adalah 30 persen, dan 4 adalah 40 persen.
Menurut rumus ini, 10 persen dari penghasilan harus dialokasikan untuk ditabung dan diinvestasikan. Selanjutnya, maksimal 20 persen dapat digunakan untuk keperluan gaya hidup, seperti bersenang-senang, menonton bioskop, atau mengunjungi kafe.
Bagian berikutnya, yakni sebanyak 30 persen dapat dialokasikan untuk pembayaran hutang atau cicilan. Sementara itu, sisanya, yaitu 40 persen adalah untuk biaya hidup sehari-hari.
"Nah berhemat itu agar semua pos ini terjaga. Kalau kita boros, (misalnya) untuk gaya hidup saja nanti untuk nabungnya enggak ada. Nah maka kita harus tahu mana pos yang harus dihemat supaya kita ada pos untuk nabung, untuk gaya hidup, tapi bayar cicilan atau hutang jalan terus," ucap dia.
Menurut Ligwina, masyarakat harus bisa membedakan antara gaya hidup dan biaya untuk hidup. Biaya hidup mencakup kebutuhan sehari-hari seperti makan, membayar listrik, atau kebutuhan transportasi. Sedangkan gaya hidup lebih kepada untuk bersenang-senang.
Baca Juga:Senkom Mitra Polri Terjunkan 1.800 Personel Amankan Arus Balik Lebaran 2023 di Pulau Jawa
"Kalau gaya hidup itu kalaupun enggak ada, kita tetap baik-baik saja," ucap Ligwina.