Respon Positif Program Ekonomi Syariah yang Diusung Gibran, Erick Thohir: Ini Bukan Isu Sembarangan

Erick Thohir mengatakan saat ini Indonesia menempati posisi keempat di bawah Arab Saudi, Uni Emirates Arab dan Malaysia.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 04 Januari 2024 | 17:48 WIB
Respon Positif Program Ekonomi Syariah yang Diusung Gibran, Erick Thohir: Ini Bukan Isu Sembarangan
Menteri BUMN dan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir. [pssi.org]

SuaraSurakarta.id - Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir menyebut Indonesia memiliki peluang menjadi negara nomor satu di dunia di sektor ekonomi syariah. Ini karena populasi umat Muslim di Indonesia terbesar di dunia.

Erick Thohir mengatakan saat ini Indonesia menempati posisi keempat di bawah Arab Saudi, Uni Emirates Arab dan Malaysia.

Karena itu ia mendukung upaya penguatan ekonomi syariah yang menjadi salah satu program pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

"Terima kasih untuk Mas Gibran yang telah mengangkat topik SGIE (State of the Global Islamic Economy). Ini bukan isu sembarangan, ekonomi dan keuangan syariah itu krusial. Saya sangat mengapresiasi para pemimpin, utamanya pemimpin muda yang punya komitmen pada ekonomi syariah," kata Erick Thohir, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga:Bakal Dibuka Januari 2024, Ini Potret Wajah Baru Taman Balekambang Solo di Era Gibran

Erick optimis Indonesia bisa menjadi nomor satu dalam SGIE karena memiliki populasi umat Muslim terbesar di dunia. Jika ini dapat diwujudkan oleh pemimpin Indonesia ke depan, akan menjadi satu topangan baru untuk ekonomi yang adil, cepat, dan stabil.

Erick juga telah mendiskusikan konsep tersebut dengan calon presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Bagi kalian yang penasaran apa itu SGIE, ini adalah sebuah tatanan ekonomi dan keuangan dunia yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. SGIE mencakup semua aspek ekonomi, keuangan, perbankan, investasi, perdagangan, dan industri yang beroperasi sesuai dengan syariah Islam.

Di Indonesia lembaga keuangan syariah sudah cukup banyak, seperti bank syariah dan produk obligasi syariah. Sayangnya jumlah nasabahnya masih terbilang sedikit dibanding bank maupun lembaga keuangan konvensional.

Perbankan syariah beroperasi tanpa bunga dan riba. Lembaga ini juga menawarkan program investasi yang mengikuti prinsip keadilan dan kepatuhan terhadap hukum Islam.

Baca Juga:Gibran Keceplosan Bocorkan Bahan Debat Cawapres di Pembahasan RPJPD Kota Solo, Apa Isinya?

Salah satu manfaat utama dari SGIE adalah memberi kesempatan bagi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim untuk memperluas pasar ekonomi mereka.

Dengan meningkatnya permintaan produk halal, keuangan syariah, dan pariwisata halal, negara-negara Muslim seperti Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonominya untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi rakyat.

Analis Big Data dari Laboratorium M-Data Analytix Universitas Prof. Dr. Moestopo, Danny Wibisono mengatakan, jumlah pinjaman online yang dilansir dari data OJK mulai Agustus 2022 - Agustus 2023 mencapai Rp20,53 triliun.

Jumlah ini belum termasuk pinjol ilegal yang banyak digunakan oleh masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan sendiri telag memblokir 173 pinjol hingga 20 November 2023 lalu.

"Konsep ekonomi syariah ini membantu masyarakat terhindar dari besaran bunga riba yang mencekik dan membuat masyarakat depresi," kata Danny.

Menurutnya, bentuk pendanaan (landing) syariah dengan konsep kelompok koperasi syariah tidak hanya berbentuk pembiayaan.

Melainkan pemberdayaan seperti yang dilakukan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui Mekaar Syariah serta Bank Rakyat Indonesia hingga memiliki 16 juta nasabah.

Jumlah tersebut ditargetkan Presiden Joko Widodo akan mencapai 20 juta nasabah pada tahun 2024, untuk meningkatkan derajat ekonomi kelompok ultra mikro.

"Yang tak kalah penting, kita bisa menyelamatkan masyarakat dari jerat pinjol ilegal yang banyak melanggar data privasi hingga membuat masyarakat depresi," pungkas Danny Wibisono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini