SuaraSurakarta.id - Keraton Solo langsung bergerak dengan memperbaiki Sasana Mulyo yang kondisinya rusak parah.
Karena jika tidak segera ditangani dikhawatirkan akan semakin rusak dan bisa sewaktu-waktu roboh.
"Langsung kita tangani darurat biar tidak ambruk," terang kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi saat dikonfirmasi, Jumat (19/12/2023).
Eddy menjelaskan untuk perbaikan darurat yang dilakukan itu menyangga dengan bambu supaya tidak ambruk. Genteng-genteng akan diturunkan untuk mengurangi beban, setelah itu kayu-kayu yang lapuk akan diganti.
Baca Juga:Rugi Rp 8 Miliar, EO Gebyar UMKM di Alun-alun Keraton Solo Terkatung-katung Gagal Temui Gibran
"Itu kondisinya sudah mau runtuh, itu kalau bagian atas jatuh pasti akan runtuh semua. Kita tidak punya pilihan, jadi kita lakukan perbaikan darurat," ungkap dia.
Menurutnya kondisi yang hampir runtuh itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Solo beberapa hari lalu.
Di bagian atas itu ada yang patah dan jatuh, saat kejadian suaranya cukup keras.
"Jadi pas hujan angin kemarin itu. Terdengar suara sangat keras saat kejadian," kata Ketua Eksekutif Lembaga Adat Keraton (LDA) ini.
Sebenarnya Sasana Mulyo itu sudah pernah diajukan untuk prioritas penanganan. Tapi permohonan ini belum bisa dikabulkan, karena yang ditangani pertama itu Alun-alun Utara dulu.
Baca Juga:Kisah Ki Gede Sala, Tidak Pernah Mengetahui Pindahnya Keraton dari Kartasura ke Desa Sala
"Dulu sudah kita ajukan untuk jadi prioritas penanganan tapi tidak dikabulkan. Ya, nggak apa-apa kita tangani darurat dulu," sambung dia.
Untuk perbaikan darurat ini, lanjut dia, anggarannya itu dari patungan atau iuran dari kerabat keraton hingga beberapa pihak.
"Anggarannya biasa dari patungan. Kita harus bergerak cepat untuk mengantisipasi agar tidak semakin parah. Jadi suka tidak suka, mau tidak mau harus ditangani," ujarnya.
Nanti ini akan dilaporkan dan dikoordinasikan dengan Pemkot untuk solusinya bagaimana. Tapi saat ini fokus perbaikan darurat dulu mengingat kondisinya parah apalagi ini sebagai peninggalan sejarah.
"Nanti kita koordinasikan dengan Pemkot, sambil jalan lah. Terus terang kita deg-degan dengan kondisinya takut ambruk," papar dia.
Dalam perbaikan darurat ini ada enam pekerjaan. Fokus saat ini memasang penyangga dari bambu, setelah itu akan mengurangi beban di atas.
"Ini ada enam pekerja. Untuk pengerjaan sudah tiga hari lalu," pungkas salah satu pekerja Dirman.
Kontributor : Ari Welianto