Bantah Digerebek Warga, Wakil Pengageng Keraton Solo Ungkap Status Sang Wanita

Dani membantah bahwa dirinya digerebek warga karena kumpul kebo dengan seorang wanita berinisal DPS.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 01 Desember 2023 | 15:56 WIB
Bantah Digerebek Warga, Wakil Pengageng Keraton Solo Ungkap Status Sang Wanita
Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Nuradiningrat (tengah) saat memberikan keterangan kepada awak media beberapa waktu lalu. [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat alias D buka suara terkait dengan kabar penggerebakan oleh warga di Dukuh Palur Kulon, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (1/12/2023) siang.

Dani membantah bahwa dirinya digerebek warga karena kumpul kebo dengan seorang wanita berinisal DPS.

"Penggerebekan itu tidak benar bahkan sampai kumpul kebo. Dia itu adik angkat saya," kata Dani kepada Suarasurakarta.id melalui sambungan telepon.

Dia menceritakan, kejadian itu bermula saat adik angkatnya yang berasal dari Blitar, Jawa Timur mengeluh keberadaan jemuran dan garasi milik warga yang menggunakan jalan umum.

Baca Juga:Selain Gunawan Dwi Cahyo, Ini 3 Eks Bintang Persija Jakarta yang Dihantam Perselingkuhan

Atas keluhan itu, Dani mengaku sudah membicarakan masalah tersebut hingga tingkat kelurahan dan kecamatan.

"Tapi sampai sekarang belum dibongkar, padahal itu jalan umum dan ada sertifikatnya," ujar dia.

Masalah lain, lanjut dia, beberapa waktu lalu dirinya menitipkan mobil sekitar pukul 22.00 WIB karena sedang berada di luar kota.

Namun sejurus kemudian, sejumlah warga menyatroni rumah adik angkatnya dan mengiria dirinya berada di dalam.

"Rumahnya diketuk-ketuk warga dikira saya ada di dalam. Saya klarifikasi ke Pak Lurah dan sudah selesai. Tapi ternyata ada warga yang menganggap itu belum kelar sampai sekarang," paparnya.

Baca Juga:Sejarah Terbentuknya Keraton Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran di Solo

Tak berhenti sampai di situ, masalah lain muncul ketika adik angkatnya diminta iuran untuk pembuatan talud yang dipungut dari kas RT sebesar Rp 6 juta. Namun setelah dicek, Dani mengklaim jika pembangunan talud tersebut bersumber dari dana desa.

Dirinya sudah meminta penjelasan dari pihak kelurahan soal anggaran pembangunan talud tersebut, namun tak kunjung mendapat jawaban dan klarifikasi.

"Ternyata masalahnya malah merembet seperti itu seperti ada yang mempolitisasi. Makanya saya akan melaporkan ke polisi karena tadi ada pemukulan dan kekerasan verbal," tegas KP Dani Nur Adiningrat.

Kontributor : Budi Kusumo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak