SuaraSurakarta.id - Dokter memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjadi pahlawan nasional, seperti salah satunya adalah Dokter Moewardi yang merupakan dokter dan pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Nama Dokter Moewardi bagi warga Surakarta atau Solo sangat dikenal karena nama tersebut diabadikan menjadi nama salah satu rumah sakit disana. Namun, mungkin banyak yang tidak mengetahui mengenai siapa sosok Dokter Moewardi.
Menjelang Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2023, mari kita mengenang kembali sosok Dokter Moewardi dan jasa-jasanya untuk berjuang supaya Indonesia merdeka.
Biografi Dokter Moewardi
Baca Juga:Garena Free Fire Rilis Update Patch Edisi Hari Pahlawan, Ini Rinciannya
Dokter Moewardi adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Desa Randukuning, Pati, Jawa Tengah, pada tanggal 30 Januari 1907. Ia merupakan anak ke-7 dari Mas Sastrowardojo dan Roepeni, seorang mantri guru.
Moewardi menempuh pendidikan dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Kudus, lalu melanjutkan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Malang. Setelah lulus MULO, Moewardi melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dokter Hindia (STOVIA) di Jakarta.
Pada tahun 1933, Moewardi lulus dari STOVIA dan menjadi seorang dokter. Kemudian melanjutkan pendidikan spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di Rumah Sakit Tentara di Jakarta.
Moewardi adalah seorang pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Dirinya aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).
Pada masa pendudukan Jepang, Moewardi ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Ia menjadi ketua Barisan Pelopor di Surakarta. Barisan Pelopor adalah organisasi pemuda yang dibentuk oleh Jepang untuk membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu. Namun, Barisan Pelopor juga dimanfaatkan oleh para pemuda Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan.
Baca Juga:PNM Ajak Jurnalis Ikutan Lomba Foto Berhadiah Rp96 Juta
Pada tanggal 19 Agustus 1945, Moewardi memimpin rapat para pemuda di Surakarta. Dalam rapat tersebut, diputuskan bahwa kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Moewardi ikut mengibarkan bendera Merah Putih di Alun-Alun Kidul Surakarta. Ia juga menjadi salah satu utusan Barisan Pelopor yang menemui Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok untuk meminta mereka segera kembali ke Jakarta dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Moewardi tetap aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ia diangkat menjadi Kepala Kesehatan Rakyat Militer (KARM) di Surakarta.
Dokter Moewardi meninggal dunia pada tanggal 21 Juli 1953 karena sakit dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Surakarta.
Atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Moewardi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 23 Oktober 1961. Namanya diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit di Surakarta, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.
Dokter Moewardi adalah sosok pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dirinya merupakan salah satu pahlawan nasional yang berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kontributor : Dinar Oktarini