SuaraSurakarta.id - Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Bengawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meluncurkan mobil formula SAE bernama Pancawala II, Jumat (9/6/2023).
Mobil Pancawala II ini akan diikutkan dalam kejuaraan Formula SAE di Ecopa Stadium Shizuoka, Jepang yang akan berlangsung 28 Agustus hingga 2 September 2023. Nanti akan turun di kelas internal combustion vehicle formula SAE.
"Ini mobil FSAE 2023 dengan nama Pancawala II. Ini merupakan pengembangan Pancawala yang dibuat tahun 2020," terang Perwakilan Tim Bengawan UNS, Reza Abdurahman, Jumat (9/6/2023).
Reza menjelaskan untuk spesifikasi mobil FSAE Pancawala II ini untuk engine menggunakan Honda CB 400 SF yang keluaran tahun 1998.
Baca Juga:Cegah Dehidrasi Saat Cuaca Panas, Ada Air Minum Gratis Pada Gelaran Formula E
Pada basicnya ini menggunakan mesin bersistem karburasi, cuma dari generasi sebelumnya diubah menjadi sistem injeksi. Penyempurnaan itu berlangsung hingga saat ini.
"Untuk frame yang digunakan jenis space frame dengan body menggunakan full CFRP (carbon fiber rainforce polymer). CFRP tidak hanya dipakai di body tapi juga kursi driver serta di planum pada air impact," ungkap dia.
Body mobil FSAE ini menggunakan Steel Tube STKM dengan bobot 23.3 Kg. Sedangkan suspensinya menggunakan tipe double dan bagian aerodinamis nya dari carbon fiber reinforce polymer.
"Kami menggunakan suspensi basoka 4.0," katanya.
Sementara itu driver mobil FSAE, Hendrawan Purnomo Aji mengatakan setiap terus latihan baik di sirkuit Boyolali atau di kampus juga.
Kecepatan mobil FSAE Pancawala II ini bisa mencapai 400 CC kalau dari segi mesin. Hanya untuk kecepatan realitanya di lintasan belum pernah diukur.
"Setiap hari kami latihan kadang di Boyolali, kadang di sini (kampus). Maksimal kecepatan itu 400 CC tapi untuk kecepatan realitasnya belum kita ukur," jelas dia.
"Ini kalau 100 CC mungkin lebih. Tapi karena di lintasan itu banyak liku liku jadi mungkin yang kami andalkan itu lebih ke akselerasinya," lanjutnya.
Hendrawan menambahkan tantangan terbesarnya itu menjaga ketahanan fisik driver agar tetap lincah. Pasalnya ada cone yang harus dihindari oleh driver ketika waktu bertanding.
"Mungkin saat belok ada wings yang nantikan diperlombakan, itu ada cone kita harus hindari. Mungkin kesulitannya dari situ, harus lincah dan daya tahan fisik diperlukan," tandas dia.
Kontributor : Ari Welianto