SuaraSurakarta.id - Sri Suharto (69), merupakan salah satu jamaah calon haji Kota Solo yang rencana akan berangkat tahun 2023 nanti.
Dia yang berprofesi sebagai juru parkir mengumpulkan uang untuk mendaftar haji sejak tahun 1985 lalu. Sedangkan untuk daftar haji bersama istri bernama Suminem (58) tahun 2011 lalu.
Bapak dua anak ini sudah kerja jadi juru parkir itu sejak 1985 hingga sekarang. Lokasinya itu pindah-pindah, awalnya di depan SMA Muhammadiyah 2 Solo, sekarang di depan sebuah toko sepatu.
"Saya menabung itu sejak tahun 1985. Kalau daftar haji tahun 2011 lalu," ujarnya saat ditemui di lokasinya kerjanya di Jalan Yosodipuro, Selasa (16/5/2023).
Baca Juga:NMIXX Dikonfirmasi Akan Tampil di Acara 'Good Day New York'
Selama hampir 26 tahun menabung sejak tahun 1985 itu, ia mampu mengumpulkan uang sekitar Rp 50 juta, yang selanjutnya buat daftar haji bersama istrinya. Untuk pelunasan sendiri dilakukan tahun 2022 kemarin.
"Dulu daftar haji per orang itu Rp 25 juta, jadi dua orang Rp 50 juta. Pelunasan sudah tahun kemarin, jadi satu orang itu total sekitar Rp 39 juta," jelas dia.
Ia mengaku menabung dari hasil dari bekerja sebagai parkir dan becak saat malam hari. Dalam satu hari, ia hanya menyisihkan sekitar Rp 25.000, Rp 50.000 hingga Rp 100.000.
Setelah satu bulan terkumpul sekitar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta, uangnya ditabungkan di bank.
"Dulu kalau siang saya parkir, kalau malam becak, tapi sekarang sudah tidak becak lagi karena kalah sama ojek online. Nabungnya itu satu bulan sekali, kadang Rp 1 juta, kadang juga Rp 1,5 juta, satu hari itu kadang menyisihkan
Rp 25.000, Rp 50.000, atau Rp 100.000, kan tidak menentu pendapatannya," katanya.
Baca Juga:Kabar Baik bagi Jamaah, Pelunasan Biaya Haji Ditunda
Menurutnya pendapatan yang diterima setiap harinya berbeda-beda, sebelum Covid-19 rata-rata mendapatkan Rp 100.000 hingga Rp 50.000. Tapi sekarang hanya dapat Rp 38.000 hingga Rp 35.000.
"Itu berangkat dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Hasil itu tetap saya syukuri," imbuh dia.
Meski punya pendapatan yang tidak mesti, ia bersama istri sudah niat lama untuk berangkat haji.
Ia sendiri sudah punya niat haji sejak kecil, sejak orang tua meninggal tinggal bersama nenek. Saat neneknya meninggal, ia pergi ke Solo dari tempat tinggalnya di Klodran, Colomadu, Karanganyar untuk mencari pekerjaan sebagai laden tukang (kuli).
"Haji itu kan panggilan Allah SWT, saya sudah punya niat itu sejak kecil. Saya sekolah dulu itu yang menyekolahkan dari kepala sekolah, dulu saya sering berdiri dan melihat anak-anak sekolah, lalu ditanya sama kepala sekolah dan ditawari sekolah," paparnya.
Selama menabung, ia menyerahkan uang hasil kerjanya itu ke istri. Lalu bersama istri membagi uang hasil kerjanya, buat menabung dan kebutuhan sehari-hari.
"Ya, misal kalau dapat Rp 50.000, sebesar Rp 25.000 disimpan, sisanya buat makan dan keperluan lain seperti sakit," imbuh dia.
"Setiap hari saya dapat uang tak kasihkan ke istri. Istri saat kasih tahu kalau nyimpan uang sing hati-hati, nanti setiap bulan bawa ke bank," sambungnya.
Sebenarnya, ia bersama istri berangkat haji tahun 2022 lalu. Tapi karena ada pembatasan usia, hanya istrinya yang berangkat sedangkan dirinya tahun 2023 ini.
"Istri sudah berangkat tahun lalu, kalau saya tahun ini. Saya bilang ke istri tidak apa-apa tidak bareng, ini sudah panggilannya Gusti Allah, tidak usah mikirin saya kudu mangkat, begitu berangkat bismillah niat," papar dia.
Ia berharap sekeluarga sehat semua dan mendapatkan rezeki yang halal. Ke depan setelah haji punya rencana buat umrah, tahun 2013 sudah berangkat umrah.
"Insya Allah, ini sudah siap untuk berangkat. Ini tinggal manasik haji saja sambil menunggu pemberangkatan," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto