Istilah politik dinasti, lanjut dia, kemudian digebyah uyah atau digeneralisir untuk semua jabatan publik yang melibatkan anak atau keluarga jabatan sebelumnya.
Menurutnya, tak bisa diartikan karena Jokowi pernah jadi Wali Kota Solo, kemudian saat ini Gibran yang menjabat, otomatis disebut politik dinasti.
"Padahal, kita tahu bahwa Gibran menjadi wali kota bukan karena warisan dari ayahnya. Tetapi melalui proses demokrasi, yaitu pilkada yang sudah sesuai regulasi yang ada. Gibran menjadi wali kota bukan karena diwarisi jabatan dari ayahnya, tetapi karena konstituen memilih Gibran pada pilkada," jelas dia.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:CEK FAKTA: Belum Genap Sebulan Nikah, Benarkah Kaesang dan Erina Mau Bercerai?