SuaraSurakarta.id - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggandeng perguruan tinggi asal Korea Selatan Tongmyong University (TU) untuk memantapkan eksistensi di kancah internasional.
Rektor UMS, Sofyan Anif di Solo, mengatakan saat ini eksistensi UMS makin terlihat, yang ditandai dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Salah satu kesepakatan antara Tongmyong University dengan UMS, yakni akan membuka semacam cabang di Tongmyong University," kata Sofyan Anif dilansir dari ANTARA, Selasa (25/10/2022).
Terkait rencana tersebut, pada puncak Hari Jadi ke-64 UMS pada Senin (24/10/2022) dilakukan penandatanganan memorandum of agreement (MoA) antara UMS dengan Tongmyong University, Busan, Korea Selatan.
Baca Juga:Heboh Universitas Muhammadiyah Mau Buka Cabang di Korea Selatan
President Tongmyong University (TU) Republic of Korea Chun Ho Hwan mengatakan untuk jurusan yang akan dibuka di Tongmyong University, yakni teknologi informasi dengan beberapa kompetensi, seperti perangkat lunak dan keamanan informasi.
Untuk pengaturan kurikulum, lanjutnya, akan dijalankan dan didiskusikan oleh kedua kampus yang melakukan kerja sama. Selanjutnya, setelah ada kesepakatan akan ditawarkan kepada mahasiswa UMS.
"Perkuliahan akan dilakukan dua tahun pertama di sini (UMS) dan dua tahun berikutnya berada di Korea Selatan. Jadi, kami harus mendiskusikannya terlebih dahulu mengenai kurikulum apa yang akan diberikan di sini," paparnya.
Meski demikian, katanya, secara mendasar subyek-subyek program ini harus dapat dipraktikkan di kampus UMS.
"Kami dalam menciptakan masyarakat Indonesia belajar mengenai IT, karena Korea Selatan sangat maju dalam bidang IT, juga dalam hal konduktor, perangkat lunak komputer," jelas dia.
Baca Juga:UMS Akan Buka Cabang di Korea Selatan, K-Popers: Bismillah Universitas Muhammadiyah Seoul
Menurut dia, Korea Selatan saat ini mengalami kekurangan populasi, sehingga dibutuhkan tenaga kerja dari luar negeri.
"Kami berusaha mendidik tenaga kerja dari Indonesia. Kami menginginkan mereka bekerja di Korea apabila mereka tidak mau balik lagi ke Indonesia. Bila mereka kembali ke Indonesia, dapat mengembangkan ilmu yang mereka dapat dari Korea di Indonesia," katanya.