Bukan Hal Sepele! Makan Terlambat Bisa Berakibat Fatal untuk Tubuh, Termasuk Depresi

Jumlah kalori yang dibakar dan perubahan molekuler jaringan lemak, ungkap studi dari Brigham and Women's Hospital

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 09 Oktober 2022 | 11:05 WIB
Bukan Hal Sepele! Makan Terlambat Bisa Berakibat Fatal untuk Tubuh, Termasuk Depresi
ilustrasi makan (pexels.com/Sam Lion)

SuaraSurakarta.id - Makan terlambat termasuk saat larut malam sebenarnya berefek pada tiga faktor utama dalam mengatur berat badan yakni pengaturan asupan kalori.

Jumlah kalori yang dibakar dan perubahan molekuler jaringan lemak, ungkap studi dari Brigham and Women's Hospital

Seperti disiarkan Medical Daily, studi yang dipublikasikan Cell Metabolism itu melihat efek makan lebih awal dibandingkan dengan makan terlambat, sambil mengendalikan faktor penting lainnya seperti paparan cahaya, tidur dan aktivitas fisik.

Para peneliti melibatkan 16 peserta yang dianggap kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka menyelesaikan dua protokol laboratorium yakni makan awal dan makan terlambat (empat jam lebih terlambat).

Baca Juga:6 Trik Jitu yang Dapat Kamu Lakukan untuk Mengontrol Nafsu Makan

Mereka juga memiliki jadwal tidur dan bangun yang tetap selama dua hingga tiga minggu sebelum protokol laboratorium, juga mengikuti diet ketat di rumah dalam tiga hari menjelang itu.

Selama di laboratorium, para peserta mendokumentasikan rasa lapar dan nafsu makan mereka. Sampel penting seperti sampel darah, suhu tubuh, pengeluaran energi dan biopsi jaringan adiposa, juga dikumpulkan.

"(Kami) menemukan makan empat jam kemudian membuat perbedaan yang signifikan untuk tingkat rasa lapar kita, cara tubuh membakar kalori setelah makan, dan cara kita menyimpan lemak," kata peneliti studi Nina Vujovic dari Brigham's Division of Sleep and Circadian Disorders.

Menurut studi, makan terlambat secara konsisten mengubah fungsi fisiologis dan proses biologis yang terlibat dalam pengaturan asupan energi, pengeluaran serta penyimpanan, dan masing-masing hal ini mengarah pada penambahan berat badan.

Dalam studi baru-baru ini, para peneliti juga menemukan mereka yang makan di siang dan malam hari terlambat mengalami peningkatan tingkat suasana hati seperti depresi dan kecemasan.

Baca Juga:Buya Yahya: Waspada Depresi itu Penyakit, Jangan Dibiarkan Berlarut Cari Solusinya

Para peneliti mencatat studi lebih lanjut diperlukan untuk menguji generalisasinya. Misalnya, hanya ada lima peserta perempuan, yang menyebabkan kurangnya representasi berdasarkan jenis kelamin. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini