"Jadi konsep kita menghadap ke Tuhan, jadi lurus vertikal," ucap dia.
Pada zaman dahulu ketika ada pisowanan agung agung atau hari jadi, rakyat, abdi dalem yang mempunyai pangkat di bawah bupati sepuh itu biasanya sowannya di siti hinggil jadi tidak masuk di dalam keraton.
Saat ada upacara adat, seperti grebeg atau yang lain, rakyat bisa melihat atau bertemu raja di siti hinggil.
"Titik pertemuannya di situ," imbuhnya.
Siti hinggil juga biasa dipakai raja, untuk melihat aktivitas rakyatnya. Apalagi di depannya terdapat alun-alun keraton.
Karena siti hinggil dan alun-alun itu merupakan titik di mana rakyat bisa bertemu dengan raja atau sebaliknya raja bertemu dengan rakyat.
"Kalau dulu harus di siti hinggil tidak bisa di mana-mana," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:Keraton Kasunanan Surakarta Pastikan Kerbau Keturunan Kyai Slamet Ikuti Kirab Malam 1 Sura