Komitmen terhadap budaya
Komitmen mengusung kebudayaan disampaikan langsung oleh Adipati Mangkunegara X yang akrab disapa Gusti Bhre ini usai resmi dikukuhkan sebagai penguasa berikutnya di Mangkunegaran. Bhre mengatakan akan segera melakukan penggalian kekayaan budaya di dalam pura.
Mengenai sumpahnya yang ingin melestarikan kebudayaan, sesuai dengan peran Pura Mangkunegaran yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan, di antaranya terlihat dari masih aktifnya Akademi Seni Mangkunegaran Surakarta (Asga), Sanggar Tari Surya Sumirat, dan Pasinaonan Dalang Mangkunegaran.
Bahkan, banyak naskah sejarah yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di perpustakaan Pura Mangkunegaran.
Baca Juga:Paspampres Datang Minta Maaf ke Gibran Usai Memukuli Sopir Truk di Solo
"Saat ini Mangkunegaran menjadi salah satu pusat lahirnya kebudayaan, terciptanya dan berkembangnya kebudayaan, maka core-nya adalah kebudayaan itu sendiri," katanya.
Meski terbuka dengan modernisasi, ia berpegang teguh pada prinsip bahwa budaya yang lahir dari Mangkunegaran tidak boleh melawan akar dan sejarah asalnya.
Ia juga ingin melalui kegiatan yang direncanakan bisa menjadi ajang untuk mengenalkan kebudayaan Mangkunegaran kepada masyarakat luas. Dengan begitu masyarakat memiliki rasa kepemilikan terhadap Mangkunegaran.
Meski identik dengan peninggalan sejarah, rupanya budaya yang diusung oleh Mangkunegaran tidak ingin terlihat kolot dan enggan dengan pembaharuan.
Visi Pura Mangkunegaran yang ingin selalu menjaga kebudayaan peninggalan penguasa sebelumnya, namun tetap berusaha fleksibel di tengah gempuran budaya masa kini nampaknya akan lebih mudah mengingat Bhre merupakan sosok milenial.
Baca Juga:7 Fakta Gibran Murka sampai Lepas Masker Paspampres yang Aniaya Sopir Truk
Adik dari Gusti Raden Ajeng (GRAj) Ancillasura Marina Sudjiwo ini masih berusia sangat muda, yakni 24 tahun. Bahkan, dari seluruh penguasa sebelumnya, Bhre merupakan Adipati Mangkunegara termuda.