SuaraSurakarta.id - Jenazah Umairoh Fadlila Tunnissa (7) yang meninggal diduga dianiaya kakak angkatnya dimakamkan di Astana Layu Tegalan RT 03 RW 01 Desa Ngabeyan, pukul 10.00 WIB, Rabu (13/4/2022).
Para pelayat dan warga mendatangi rumah duka di Blateran RT 01 RW 02 Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura sejak pagi. Mereka juga ikut mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir.
Isak tangis pun tak terbendung dari para pelayat saat dikediamannya atau ketika proses pemakaman siswa TK Aisyiah Ngabeyan 2 ini.
Lantunan doa juga terus diucapkan para pelayat dan warga buat korban sambil matanya berkaca-kaca.
Baca Juga:Tahu Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Putra Siregar Tetap Berangkat Umrah
Ibu angkatnya, Kartini yang baru tiba dari Jakarta langsung menangis saat tiba di lokasi. Turun dari mobil sambil menangis berjalan ke rumah dengan dipapah seorang warga.
Tiba di depan rumah, ibunya terus memanggil-manggil nama anaknya. "Dila, ibu pulang Dila," ujar ibu angkatnya Kartini.
Tiba di dalam rumah, ia langsung memeluk jenazah anaknya yang ada di peti mati sambil menangis. Beberapa kali, ibunya terus memanggil-manggil nama anaknya.
"Dila, anakku. Ini ibu sudah pulang," katanya.
Sejumlah warga pun berusaha untuk menenangkan ibu angkatnya yang terus menangis.
Baca Juga:Jadi Tersangka Pengeroyokan, Bos PS Store Putra Siregar Bantah Mabuk dan Minum Alkohol
Ibunya pun sempat ingin melihat wajah anaknya, tapi dicegah oleh Ketua RT dan sejumlah pelayat
Sekitar pukul 09.48 WIB, jenazah langsung dibawa ke makam menggunakan mobil ambulance. Ibu angkatnya pun ikut mendampingi jenazah di dalam ambulance hingga ke makam.
Tiba di makam dan hendak di masukan ke dalam liang lahat, Kartini langsung memeluk jenazah putrinya sambil menangis.
Tak berapa lama, ibunya pingsan dan ditolong para pelayat. Usai pemakaman ibunya langsung dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Kartasura untuk mendapatkan penanganan.
Seperti diketahui, Dila sapaan akrabnya ditemukan meninggal dengan luka lebam tubuhnya, Selasa (12/4/2022). Diduga korban meninggal karena dianiaya oleh kakak angkatnya.
Kontributor : Ari Welianto