Mengenal Joko Saputro Adi: Juru Kunci Makam Kyai Solo Sekaligus Pawang Hujan Andalan Hari Besar Keagamaan

Kota Solo juga memiliki banyak pawang hujan.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 23 Maret 2022 | 08:00 WIB
Mengenal Joko Saputro Adi: Juru Kunci Makam Kyai Solo Sekaligus Pawang Hujan Andalan Hari Besar Keagamaan
Pawang hujan dari Kota Solo, Joko Saputro Adi. [ist]

SuaraSurakarta.id - Menyusul viralnya sosok pawang hujan yang melakukan ritual saat berlangsungnya MotorGP Mandalika beberapa waktu lalu, Kota Solo juga memiliki banyak pawang hujan. 

Salah satunya Joko Saputro Adi, warga Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Kepada Suarasurakarta.id, sosok yang akrab disapa Mas Adi ini juga sedikit menceritakan mengenai pengalamannya menjadi sosok pawang hujan.

"Menjadi seperti ini (pawang hujan) atau di dunia supranatural yang saya alami ini memang sejak kecil. Istilahnya kewahyon ya (karunia). Alhamdulilah semua yang saya lakukan atas ridhoNya," ungkap Adi, Selasa (23/3/2022) malam.

Baca Juga:Singing Bowl yang Dipakai Rara Pawang Hujan MotoGP Mandalika Viral, Ternyata Punya 5 Manfaat Kesehatan Ini

Dari berbagai pesanan baik event besar maupun kecil, pria berusia 45 tahun itu selalu dipanggil panitia untuk membantu hal supranatural salah satunya "menolak hujan" atau sebagai pawangnya.

Dirinya menceritakan dari banyaknya pengalaman seperti itu, salah satunya yang cukup berkesan adalah menjadi pawang hujan saat di Candi Borobudur.

Saat itu, terdapat rangkaian hari besar keagamaan selama tiga hari.

"Di Candi Borobudur selama tiga hari saya di sana. Ya saya melakukan ritual berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tidak hujan dahulu di tempat saat acara berlangsung," jelas Adi.

Awalnya, dirinya dihubungi pihak yang punya gawe untuk melakukan sebagai pawang hujan agar tidak turun hujan di lokasi yang sedang berlangsunya acara tersebut.

Baca Juga:Bukan Karena Pawang Hujan Mandalika, BMKG Ungkap Penyebab Hujan Berhenti saat MotoGP Mandalika

Tiba di lokasi yang juga tujuh keajaiban dunia itu, dirinya langsung melakukan ritual doa selama tiga hari.

"Saya tiga hari di lokasi. Ya berdoa, alhamdulilah juga tidak turun hujan di tempat itu," ujar dia.

Selain di Candi Borobudur, yang juga berprofesi sebagai juri kunci Makam Kyai Solo ini juga menceritakan pengalamannya sebagai pawang hujan di salah satu hotel terkemuka di Solo.

"Acara renang resepsi berlangsung di dekat kolam. Nah di sisi pojok lantai enam itu saya melakukan ritualnya. Pihak yang menginginkan sudah menyiapkan sesajinya. Tinggal saya lakukan ritual doa saja," paparnya.

Namun demikian, dalam setiap kali dirinya melakukan ritual tersebut Adi tidak pernah mematok tarif kepada yang memintanya. 

"Nah kalau mematok tarif berarti saya enggak ikhlas dong. Saya hanay membantu sebagai perantara doa agar tidak terjadi turun hujan di tempat itu atau acara itu berlangsung. Ya Alhamdulilah doa yang saya ucapkan selama ini juga terkabul," tuturnya.

Sebagai pawang hujan, Adi menjelaskan durasi 'menahan hujan' disesuaikan dengan permintaan pemilik acara.

Selain itu, Adi juga menjelaskan bahwa dalam hal sebagai pawang hujan ini bukanlah menolak hujan namun lebih ke menggeser hujan ke lokasi yang dirinya inginkan.

"Poinnya kita bukan menantang atau menyalahi alam yang akan turun hujan. Tapi lebih ke memindah hujan harus turun di mana supaya tempat yang kita doakan tidak turun hujan dahulu," tegas Adi.

Disinggung mengenai sesaji yang harus disiapkan, Adi menyebut beberapa diantarnya bunga hingga kemenyan yang menjadi syarat. Meski demikain, dia menegaskan sesaji tersebut bukan untuk memberi kepada mahluk halus. Namun lebih kepada sedekah bumi atau merti alam, memberikan kepada alam semesta.

Dirinya juga memberikan contoh seperti memakai salah satu ubo rampe, yaitu menggunakan kemenyan yang dianggap orang umum sebagai menghadirkan setan maupun roh jahat pada istilahnya.

"Itu justru keliru, kalau saya secara pribadi menggunakan kemenyan dan sejenisnya adalah untuk aroma terapi. Agar khusuk saat saya melakukam doa," pungkas sang pawang hujan.

Kontributor : Budi Kusumo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak