SuaraSurakarta.id - Beberapa rumah sakit di Hong Kong sudah mulai menggunakan obat Paxlovid untuk merawat pasien COVID-19 sebagai upaya menurunkan tingkat kematian.
Sementara Molnupiravir, obat COVID-19 lainnya, diperkirakan baru akan tiba di Hong Kong pada bulan depan.
Kedua obat tersebut bisa digunakan untuk merawat pasien bergejala ringan yang tidak membutuhkan bantuan oksigen, demikian Direktur Medis Pusat Penyakit Menular Hong Kong, Owen Tsang Tak-yin, dikutip media resmi China, Kamis.
Pada Selasa (15/3) otoritas kesehatan Hong Kong melaporkan 29.272 kasus positif dengan 289 kematian.
Baca Juga:Update COVID-19 Jakarta 17 Maret: Positif 1.583, Sembuh 3.369, Meninggal 12
Pada gelombang terbaru kasus COVID-19, Hong Kong melaporkan 962.851 kasus positif dengan angka kematian 4.364 kasus atau 0,48 persen.
Kasus kematian di Hong Kong telah melampaui jumlah kasus kematian di Wuhan, Provinsi Hubei, China, selama wabah COVID-19 merebak sejak awal 2020.
Kedua obat oral, Paxlovid dan Molnupiravir, tersebut bisa digunakan untuk pasien lanjut usia, terutama pasien berusia 70 tahun ke atas, yang belum pernah divaksin dan memiliki penyakit kronis.
Pemberian obat ini diharapkan bisa menurunkan tingkat kematian, demikian Leung Chi-chiu, pakar penyakit saluran pernapasan Hong Kong.
[ANTARA]