Yuk Tetap Disiplin Prokses, Jumlah Penghuni Isolasi Terpusat di Solo Mulai Turun

Jika dibandingkan dengan minggu lalu, untuk hari ini terjadi penurunan angka keterisian yang cukup signifikan.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 04 Maret 2022 | 15:04 WIB
Yuk Tetap Disiplin Prokses, Jumlah Penghuni Isolasi Terpusat di Solo Mulai Turun
Isolasi terpusat Graha Wisata Niaga Surakarta. [ANTARA/Aris Wasita]

SuaraSurakarta.id - Kabar baik datang dari kasus Covid-19 di Kota Solo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo mencatat jumlah penghuni dua tempat isolasi terpusat mulai turun seiring meningkatnya angka kesembuhan penderita Covid-19.

"Isoter (isolasi terpusat) di Ndalem Priyosuhartan dan Graha Wisata banyak penurunan sejak dua hari lalu," kata Kepala BPBD Solo, Nico Agus Putranto dikutip dari ANTARA, Jumat (4/3/2022).

Nico memaparkan, jika dibandingkan dengan minggu lalu, untuk hari ini terjadi penurunan angka keterisian yang cukup signifikan.

BPBD Kota Solo mencatat per Jumat (25/2/2022) jumlah penghuni di Graha Wisata Niaga sebanyak 21 orang. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hari ini sebanyak enam orang.

Baca Juga:Asyik Pesta Miras, 7 Remaja Berakhir Ngenes Usai Diamankan Tim Sparta Polresta Solo

Selanjutnya, untuk lokasi isolasi terpusat di Ndalem Priyosuhartan pada Jumat (25/2/2022) pekan lalu sebanyak 15 orang, sedangkan hari ini turun menjadi tujuh orang.

Ia mengatakan rata-rata para penderita Covid-19 yang masuk ke lokasi isolasi terpusat ini melakukan isolasi sekitar sepuluh hari.

"Alhamdulilah dua hari ini belum ada kabar masuk lagi," ujar dia.

Sementara itu, untuk isolasi terpusat khusus tenaga kesehatan yang ditempatkan di Dinasty Smart Hotel Jalan MT Haryono sudah mulai terisi.

"Hari Rabu kemarin sudah masuk, ada empat orang dari nakes puskesmas," tegasnya.

Baca Juga:Gibran Mendadak Surati Menteri PUPR, Ternyata Ingin Solo Dibangunkan Ini

Ia mengatakan untuk mekanisme masuknya penderita Covid-19 di isolasi terpusat untuk masyarakat maupun tenaga kesehatan tidak ada perbedaan.

"Kalau isoter mekanismenya sama, tetap rekomendasi dari DKK," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak