SuaraSurakarta.id - Kasus aktif Covid-19 di Kota Solo tembus mencapai angka 2.013 kasus.
Jumlah tersebut sebanyak 1.953 kasus menjalani isolasi mandiri, sedangkan sebanyak 60 kasus dalam perawatan di rumah sakit.
Meski kasus aktif terus meningkat, tapi dalam beberapa hari terakhir ini kasus sembuh di atas mencapai angka 100 kasus lebih.
Pada, Selasa (15/2/2022) angka sembuh mencapai 190 kasus. Sedangkan, Rabu (16/2/2022) angka sembuh mencapai 196 kasus.
Baca Juga:Nia Daniaty Tak Bisa Jenguk Anak di Penjara, Olivia Nathania Dikabarkan Positif Covid-19
"Dari kenaikan kasus positifnya, dua hari terakhir ini kasus sembuhnya di atas 100 orang," terang Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Kamis (17/2/2022).
Teguh pun memperkirakan untuk hari ini dan ke depannya angka kesembuhannya bisa di atas angka 200 orang.
"Mungkin nanti atau besok angka kesembuhan sudah di atas angka 200 sekian," katanya.
Ia pun berharap dari angka kesembuhan dan yang meninggal perbandingannya tidak seperti pada bulan Juli 2021 lalu atau waktu varian Delta.
Karena waktu itu hampir setiap hari ada kasus meninggal dan puncaknya ada 21 kasus meninggal.
Baca Juga:Pengunjung Tempat Wisata di Pesawaran Dites COVID-19 secara Acak
"Kita harap perbandingan yang meninggal dan sembuh tidak seperti Juli 2021 lalu," ungkap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan dengan jumlah kasus yang tinggi ini pihaknya sudah menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien covid sebanyak 98 tempat tidur.
Maka total kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 mencapai 680 bed. Untuk Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 60 persen.
"Tidak semua bed disediakan untuk pasien covid-19, karena penyakit yang lain harus juga ditangani," jelasnya.
Ning, sapaan akrabnya menegaskan protokol kesehatan tetap harus menjadi perhatian. Meski aktivitas ekonomi harus jalan, namun protokol kesehatan jangan dilupakan.
"Protokol kesehatan harus diperketat. Itu sangat penting dan jadi kunci utama," imbuh dia.
Ning meminta kepada masyarakat tidak menganggap kasus yang tercatat rendah itu dianggap tingkat penyebarannya juga rendah. Tetapi harus dibandingkan dengan kapsitas testing per harinya.
"Di Solo testingnya tinggi, di atas 4000 seminggu," ucapnya.
Ning menambahkan, hasil testing tersebut dilakukan pada masyarakat umum dan para siswa yang melakukan exit test.
"Sekolahnya libur kalau mereka kemarin terpapar kan kena exit test," tandas dia.
Kontributor : Ari Welianto