Buya Yahya juga bahkan sampai terkesima dengan perjuangan para walisongo yang mampu mengubah kisah perwayangan. Sebab kisah perwayangan terdahulu kental dengan ajaran Hindu-Budha.
"Kisah wayang zaman Sunan Kalijaga itu banyak yang diubah. Kisah syiriknya diganti kisah Bagong, Semar, Gareng, Petruk, Togog. Karena kisah perwayangan kan diambil Hindu-Budha atau Ramayana dan sebagainya yang selalu menceritakan soal dewa. Dewa itu kan Tuhan selain Allah,"
"Semar itu kan dikenal sebagai orang yang bijak. Para walisongo itu memang cerdas dalam mengislamkan masyarakat melalui budaya," paparnya.
Buya Yahya mengakui bentuk wayang pernah jadi berdebatan. Karena bentuknya seperti patung memang diharamkan dalam Islam. Namun, setelah para ulama musyarawah, mereka menemui titik terang dan hasilnya tidak mengharamkan umat muslim memain wayang.
Baca Juga:Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah Soal Wayang Haram, Lebih Baik Dimusnahkan
"Urusan soal bentuk wayang, para ulama pernah mendiskusikan bersama. Lantaran wayang dianggap seperti patung, akhirnya sama mereka dipenyet menjadi tipis. Bukan bentuk berjasad," ucap Buya Yahya.
Diakhir, Buya Yahya memberikan pesan khusus kepada dalang agar tetap mempertahankan ciri khas wayang seperti zaman walisongo yang kisah-kisahnya bisa mengetuk hati manusia.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan