SuaraSurakarta.id - Wahyu Sardono atau Dono Warkop DKI diketahui memiliki sebuah rumah di daerah Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Rumah tersebut memang sudah kosong selama puluhan tahun. Namun, keberadaan rumah di RT 002/RW 011, Dukuh Kragan, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu tetap terawat. Bahkan isi perabotan rumah Dono masih lengkap lur!.
Bangunan rumahnya terbuat dari kayu. Atapnya genting tanah yang sudah berwarna coklat kehitaman menandakan usianya yang sudah tua dan dilengkapi dengan seng di bagian teras. Bagian atap rumah model lama itu pun sudah mulai keropos.
Adalah Siti (52) dan suaminya yang selama ini merawat rumah tersebut.
Baca Juga:Film Warkop DKI Reborn Sukses, Anak Dono Warkop Kebagian Royalti sampai Nangis
Uniknya, Siri mengaku tidak pernah sekalipun masuk ke dalam untuk melihat isi rumah tersebut. Padahal di dalam rumah tersebut, kata dia, masih terdapat berbagai perabot rumah tangga.
![Potret rumah Dono Warkop. [YouTube/B Project]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/22/28610-potret-rumah-dono-warkop.jpg)
“Kami enggak berani masuk ke dalam rumah. Yang kami bersihkan hanya bagian luar [teras],” ungkap Siti diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, Minggu (7/11/2021).
Siti menambahkan, dulu teras rumah tersebut dimanfaatkan untuk membuka angkringan. Namun, kini justru disulap menjadi kedai susu segar oleh anaknya.
“Dulu, teras rumah sempat digunakan angkringan oleh adik saya, Tokrik. Sekarang digunakan untuk usaha susu segar oleh anak saya,” sambung dia.
Sampai saat ini, rumah kosong peninggalan Dono Warkop itu masih sering didatangi warga maupun wisatawan yang melintas di Delanggu. Jika dilihat dari bangunannya, rumah itu jauh dari kesan mewah, malah justru sangat sederhana.
Baca Juga:Warkopi Tak Merasa Mirip Warkop DKI: Itu Hanya Pendapat Netizen
Sebagai informasi, Dono Warkop lahir di Delanggu pada 30 September 1951. Ia meninggal pada 30 Desember 2001 silam karena penyakit kanker paru-paru.
Ia meninggalkan tiga anak, masing-masing bernama Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, dan Satria Sarwo Trengginas.