15 Kelurahan di Kota Solo Rawan Banjir, Ini Daftar Lengkapnya

Kelurahan rawan banjir itu mayoritas berada di dekat aliran sungai, baik sungai perkotaan maupun Sungai Bengawan Solo.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 04 November 2021 | 23:25 WIB
15 Kelurahan di Kota Solo Rawan Banjir, Ini Daftar Lengkapnya
Ilustrasi rumah terendam banjir. [BNPB]

SuaraSurakarta.id - Sebanyak 15 kelurahan di Kota Solo disebut memiliki tingkat kerawanan bencana banjir. Bahkan tiga diantaranya sudah ditetapkan sebagai kelurahan tangguh bencana.

Kelurahan rawan banjir itu mayoritas berada di dekat aliran sungai, baik sungai perkotaan maupun Sungai Bengawan Solo.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Solo, Nico Agus Putranto, mengatakan tiga kelurahan yang sudah tangguh bencana adalah Semanggi, Mojo, dan Kedunglumbu.

Sementara 12 kelurahan yang belum ditetapkan sebagai tangguh bencana adalah Serengan, Sangkrah, Jebres, Sewu, Pucangsawit. Kemudian Gandekan, Joyotakan, Pajang, Banyuanyar, Sumber, Kadipiro, dan Banjarsari.

Baca Juga:Jembatan Sengkaling Malang Putus Diterjang Banjir Bandang

“Kami memetakan kawasan rawan banjir bersama sukarelawan dan tim SAR,” katanya seperti diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, Jumat (29/10/20210).

Nico menjelaskan menghadapi musim penghujan, BPBD telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Di antaranya simulasi evakuasi dan penanganan bencana.

Beberapa perahu karet, kendaraan, serta ambulans juga sudah siap dioperasikan, termasuk logistik untuk persiapan menyuplai saat bencana tiba.

“Kami waspadai potensi banjir luapan sungai maupun genangan karena drainase tidak lancar di beberapa wilayah,” ungkap Nico.

Nico menambahkan BPBD juga sudah menyiapkan sarana prasarana evakuasi seperti perahu, pompa air, hingga logistik. Armada untuk mobilitas hingga ambulans sudah disiapkan termasuk koordinasi dengan sukarelawan dan instansi terkait.

Baca Juga:Kota Malang Siaga Banjir

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, meminta kesiagaan BPBD guna menghadapi potensi bencana pada akhir tahun ini. Ia meminta BPBD selalu berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain terkait kesiapan sarana dan kesiapsiagaan personel.

Selain itu juga memantau kesiapsiagaan masyarakat di titik-titik langganan banjir dan longsor. Kemudian mengecek kesiapan infrastruktur sebagai antisipasi bencana akibat curah hujan tinggi.

BPBD juga diminta memastikan early warning system atau alat pendeteksi dini bencana bekerja dengan baik serta mengatur saluran air untuk mengurangi gangguan aliran air selama musim penghujan. Gibran menyebut sejumlah potensi bencana musim penghujan di Solo, tak hanya banjir dan longsor, tapi juga pohon tumbang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak