Negara Miskin Belum Dapat Vaksin, WHO Sebut Krisis Pandemi Covid-19 akan Lebih Panjang

WHO menyebut krisis akibat wabah virus Corona akan lebih panjang, negara-negara miskin masih belum mendapatkan vaksin Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 22 Oktober 2021 | 11:48 WIB
Negara Miskin Belum Dapat Vaksin, WHO Sebut Krisis Pandemi Covid-19 akan Lebih Panjang
Ilustrasi Vaksin Covid-19. WHO menyebut krisis akibat wabah virus Corona akan lebih panjang, negara-negara miskin masih belum mendapatkan vaksin Covid-19. (Pixabay)

Sebagian besar vaksin Covid telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas.

Sementara, Afrika hanya menyumbang 2,6% dari dosis yang diberikan secara global.

Aliansi kelompok yang terdiri dari Oxfam dan UNAids ini , juga mengkritik Kanada dan Inggris karena pengadaan vaksin untuk populasi mereka sendiri melalui Covax, program global yang didukung PBB untuk mendistribusikan vaksin secara adil.

Angka resmi menunjukkan bahwa awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer sementara Kanada mengambil hanya di bawah satu juta dosis AstraZeneca.

Baca Juga:Sempat Dianggap Monopoli Vaksin COVID-19, Amerika Ternyata Sumbangkan 200 Juta Dosis

Ide awal di balik Covax ialah agar semua negara dapat memperoleh vaksin dari negara-negara kaya.

Namun, sebagian besar negara G7 memutuskan untuk menahan diri begitu mereka mulai membuat kesepakatan pribadi dengan perusahaan farmasi.

Penasihat Kesehatan Global Oxfam, Rohit Malpani, mengakui bahwa Kanada dan Inggris secara teknis berhak mendapatkan vaksin melalui rute ini setelah membayar ke dalam mekanisme Covax.

Akan tetapi, ia mengatakan itu masih "secara moral tidak tepat" mengingat kedua negara telah memperoleh jutaan dosis melalui perjanjian bilateral mereka sendiri.

"Mereka semestinya tidak mendapatkan dosis ini dari Covax," katanya.

Baca Juga:80 Persen ASN di Lhokseumawe Telah Divaksin Covid-19

"Ini tidak lebih baik dari double-dipping dan berarti negara-negara miskin yang sudah berada di belakang antrian, akan menunggu lebih lama."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini