Kisah Samanhudi, Seorang Saudagar Batik dan Pahlawan Pergerakan Indonesia dari Kota Solo

Samanhudi pahlawan dari Kota Solo itu dianugerahi gelar pahlawan pergerakan nasional

Budi Arista Romadhoni
Senin, 16 Agustus 2021 | 18:14 WIB
Kisah Samanhudi, Seorang Saudagar Batik dan Pahlawan Pergerakan Indonesia dari Kota Solo
Pahlawan Nasional Samanhudi. [Wikipedia]

Lalu keluar dan mendirikan organisasi bernama Rekso Roemekso. Ini dibentuk untuk melindungi batik dan pengusaha-pengusaha batik pribumi.

Karena batik dulu itu sangat berharga di Solo. "Rekso Roemekso inilah yang merupakan SDI. SDI sendiri lahir pada 1911," katanya. 

Menurutnya, berdirinya Organisasi SDI tidak bertahan lama. Karena pada 1912, SDI berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

Sarekat Islam ini bersifat perkumpulan sosial non politik. Tujuan berdirinya SI ini untuk memajukan perdagangan, memberikan pertolongan kepada para anggota yang mendapat kesukaran. 

Baca Juga:Layanan Purna Jual Mitsubishi Indonesia Berikan Kontribusi Terhadap Pemasaran Juli 2021

Kemudian memajukan kepentingan jasmani dan rohani kaum bumi putera dan memajukan kehidupan agama Islam. 

Pada 1913, Samanhudi pun diangkat sebagai Ketua Sarikat Indonesia (SI) seluruh Indonesia. 

Dikutip dari buku Haji Samanhudi (1983) karya Mulyono, nama lahir Samanhudi adalah Wirjowikoro, nantinya dikenal dengan nama Sudarno Hadi. Nama Samanhudi dipakai setelah Wirjowikoro menunaikan ibadah haji.

Ayah Samanhudi merupakan seorang pengusaha kain batik

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Samanhudi semasa kecil memperoleh pendidikan agama Islam dan pendidikan umum di SD Bumiputera kelas satu di Surabaya.

Baca Juga:Pemerintah Bersiap Evakuasi Warga Negara Indonesia dari Afghanistan

Samanhudi di Surabaya tidak hanya belajar tapi juga berdagang. Dengan ilmu yang diperoleh membuat Samanhudi terjun ke dunia perdagangan batik. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini