Duh! Tujuh Anak di Sragen Terpapar Covid-19, Ada Bayi dan Anak Usia 1 Tahun

Kasus Covid-19 di Sragen makin mengkhawatirkan, tujuh anak diisolasi karena terpapar virus Corona

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 29 Juni 2021 | 09:59 WIB
Duh! Tujuh Anak di Sragen Terpapar Covid-19, Ada Bayi dan Anak Usia 1 Tahun
Ilustrasi anak pakai masker. Kasus Covid-19 di Sragen makin mengkhawatirkan, tujuh anak diisolasi karena terpapar virus Corona. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Kasus Covid-19 di Kabupaten Sragen sudah menyasar ke anak-anak. Sebanyak tujuh anak dinyatakan positif Covid-19

Dilansir dari Solopos.com, tujuh anak positif Covid-19 itu dirawat di dua rumah sakit.  Rinciannya empat anak dirawat di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (RSSP) dan tiga anak di RSUD dr. Soeratno Gemolong, Sragen.

Wakil Direktur Pelayanan dan Mutu RSSP Sragen, dr. Joko Haryono, menyampaikan ada empat orang anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 dirawat di RSSP Sragen.

Joko menyebut empat orang anak itu terdiri atas seorang bayi, seorang bocah berumur 1 tahun, anak berumur 11 tahun, dan satu lagi berumur 14 tahun.

Baca Juga:Kasus Covid-19 Meningkat, Ridwan Kamil: Tak Ada Wacana Lockdown di Jabar

Pasien anak yang terpapar Covid-19 itu dirawat di ruang isolasi pasien Covid-19 khusus anak-anak.

“Mereka dirawat di ruang isolasi. Total pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RSSP sebanyak 127 orang, yakni 95 orang di ruang isolasi, 17 orang di ruang ICU Covid-19, dan 15 orang antre di Instalasi Gawat Darurat (IGD),” ujarnya, Senin (28/6/2021).

Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong, dr. Agus Trijono, menyampaikan ada tiga pasien covid-19 anak-anak yang dirawat di bangsal khusus anak-anak. Dia tidak bisa menyebutkan rinciannya tetapi yang jelas berumur 0-18 tahun.

Isolasi Mandiri

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan anak-anak yang terpapar Covid-19 juga ada yang isolasi mandiri di Technopark Sragen.

Baca Juga:Pesan Anies untuk Warga Jakarta: Kurangi Bepergian

Selain itu, ujar dia, ada pula anak-anak yang isolasi mandiri bersama orang tuanya di rumah karena memang klaster keluarga.

“Ketika bapak, ibu, dan anak dalam satu keluarga terkonfirmasi ya dibolehkan isolasi di rumah karena tidak ada orang lain. Selain itu, ibu hamil, warga stroke, juga dikecualikan untuk tidak isolasi di Technopark,” ujarnya.

Untuk tahun ajaran baru, Bupati belum mengizinkan pembelajaran tatap muka karena masih zona merah.

Yuni meminta pembelajaran tetap online karena yang penting anak-anak selamat dulu mengingat Sragen masih zona merah. Dia meminta anak-anak justru diajari perilaku baik dan benar dalam protokol kesehatan.

“Anak diajari jaga jarak bisa memahami tetapi orang tuanya yang justru tidak paham. Saat jemput anak malah berkerumun sambil jagongan. Perilaku masyarakat inilah yang tidak mudah untuk diubah karena mereka ini sebenarnya hulu dari potensi persebaran Covid-19 itu,” katanya.

Yuni berpendapat seberapa pun tempat tidur pasien Covid-19 disiapkan kalau masyarakat tidak memahami maka sulit untuk pencegahannya, termasuk pejabat publik dari Bupati sampai kepala desa harus menjadi contoh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini