SuaraSurakarta.id - Batalnya kebijakan lockdown di Indonesia lantaran kasus Covid-19 yang terus menggila, menimbulkan reaksi beragam dari seluruh lapisan masyarakat.
Salah satunya yang turut mengomentari adalah Budayawan Sujiwo Tejo. Menurutnya, alasan pemerintah enggan melakukan kebijakan tersebut karena perkara anggaran yang besar untuk membiayai masyarakat, cukup disayangkan.
Pasalnya menurut penulis buku Republik Jancukers itu menuturkan bahwa rakyat saja bisa membiayai lahirnya para pemimpin dan pejabat negeri ini melalui gelaran pemilu yang memakan anggaran besar.
"Rakyat bisa membiayai para pemimpin sejak biaya kelahiran mereka via Pilpres, Pilkada, Pileg dll sampai menggajinya, dan menunjangnya," ungkap Sujiwo Tejo melalui akun twitternya, Kamis (24/06/2021).
Baca Juga:Dalam Empat Hari, 24 Warga Batam Meninggal Dunia Akibat Covid-19
Karena hal itulah yang membuat Sujiwo Tejo kecewa. Lantaran pemimpin saat ini hanya bisa mengeluh perkara anggaran, alih-alih peduli kepada masyarakat dengan menerapkan kebijakan lockdown.
"Kenapa timbal baliknya para pemimpin tidak bisa membiayai rakyat jika lockdown dibutuhkan?," lanjutnya.
Lantas Sujiwo Tejo juga sadar pernyataannya tersebut akan menimbulkan reaksi dari warganet. Namun ia pastikan tidak akan membenci siapapun sekali warganet tersebut mencacinya.
"Akun ini masih mungkin melayani buzzer kubu manapun. Yang nyerang pikiran dengan pikiran. Tidak bagi buzzer penumpang gelap kubu manapun yang nyerang pikiran dengan caci maki, fitnah framing jahat dll. Tapi tenang, akun ini tak akan ngeblok siapapun karena karma juga tidak ngeblok iblis," tegasnya.
Sontak saja cuittannya tersebut langsung jadi sorotan warganet. Tak sedikit dari mereka yang memberikan komentar beragam.
Baca Juga:Catat, Ini Aturan Baru di Banyuwangi Merespon Lonjakan Kasus Covid-19
"Pelajaran pkn yang dulu ada bunyi "pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat" cuma sebatas angan. Nyatanya zonk, astagfirullah penguasa," ucap akun @alinfiaamali.
"Janji kampanye aja ga bisa ditepatin.. Mau mengharapkan timbal balik, ojo ngimpi mbah mbah," ujar akun @adicha_nugraha.
"Mereka berebut menjadi pejabat negara ini motifnya duit, mana mungkin mereka mau kehilangan duit demi membiayai rakyat," sahut akun @Heyiz26.
"Karena pemimpin punya logika bagaimana mendapatkan jabatan dan mempertahankan utk kesejahteraan keturunannya, masalah rakyatnya masa bodoh," timpal akun @KuritaMulya.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan