Komposer Asal Jogja Ditemukan Tewas di Bengawan Solo, Ini Cerita Manajer

Bersama rombongan, Yulius rencananya akan menggelar konser musik daring "Bermadah Bersama Maria" di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo pada, Rabu (26/5/2021).

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 25 Mei 2021 | 18:18 WIB
Komposer Asal Jogja Ditemukan Tewas di Bengawan Solo, Ini Cerita Manajer
Pengumuman hilangnya Komponis asal Yogyakarta Yulius Panon Pratomo. [Solopos.com/Istimewa].

SuaraSurakarta.id - Seniman sekaligus komposer asal Yogyakarta, Yulius Panon Pratomo ditemukan tewas hanyut di Sungai Bengawan Solo tepatnya di Dukuh Kembangan, Masaran, Kabupaten Sragen, Senin (24/5/2021). 

Bersama rombongan, Yulius rencananya akan menggelar konser musik daring "Bermadah Bersama Maria" di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo pada, Rabu (26/5/2021). Untuk persiapan konser tersebut, ia datang dan menginap Sanggar Nafsigira yang berada di Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Sabtu (22/5/2021).

Namun, pada Minggu (23/5/2021) Yulius dikabarkan hilang dan ditemukan, Senin (24/5/2021) di Sragen.

"Sabtu (22/5/2021) kami ada di Jogja karena ada job manten. Sepulang dari dari acara itu kita istirahat sejenak kemudian pergi ke Solo," ujar Manajer Yulius, Antonia Felicia Esa Rindi, Selasa (25/5/2021).

Baca Juga:Riwayat Hilangnya Komposer Yulius Hingga Ditemukan Tewas di Bengawan Solo

Dalam perjalanan tidak banyak ngobrol, karena Mas Yulius tidur. Terus sampai Solo harusnya Yulius melatih anak-anak tapi ketiduran dan dibangunin untuk pindah ke dalam kamar.

"Mas Yus bangun agak malam dan kita ngobrol bareng-bareng dengan yang lain. Karena Minggu (23/5/2021), itu gladi kotor untuk konser kami, pas ngobrol biasa saja masih bercanda, tidak ada yang aneh sama sekali dan saya bingung," kata dia. 

Setelah selesai ngobrol semua masuk kamar dan Mas Yus masih ngurusi arrasemen lagu. Beliau kemudian masuk ke kamar saya, jongkok sambil posisinya telpon untuk persiapan konser besok. 

"Saya pukul 04.00 WIB bangun dan cari Mas Yus tidak ada. Saya masuk ke studio laptopnya masih nyala dan yang dibuka terakhir itu program finally, buku yang buat nulis lagu baru dibawa tapi beberapa teks masih ada," ungkapnya. 

Ia menyakini Mas Yus masih nulis pagi itu. Saat Mas Yus, kemudian membangunkan yang lain dan ditanya pada tidak tahu selanjutnya mencari keluar.

Baca Juga:Dikabarkan Hilang, Seniman Jogja DItemukan Tewas di Bengawan Solo

Ia cari jaketnya tidak ada dan gantungan maskernya tidak ada. Ia menyakini Mas Yus keluar mencari inspirasi atau nyepi dan itu sering dilakukan, beliau juga butuh ruang tenang untuk menulis.

"Saya melihat teks lagu diprint sudah disiapkan rapi. Sekalinya itu saya tahu Mas Yus itu rapi, sejauh ini saya kenal Mas Yus itu cukup berantakan kalau naruh teks tapi ini kok rapi sekali, teksnya itu untuk cello, biola dan flute," sambungnya. 

Ia kemudian mencari Mas Yus, karena beliau tidak tahu jalan di Solo. Ia mencari di jalan-jalan di Solo yang Mas Yus tahu tapi tidak ada sama sekali.

"Saya baru sadar kalau HPnya tidak dibawa dan saya cek tidak ada janjian dengan orang lain. Setelah itu saya tidak ngerti, teman-teman Mas Yus di Solo sudah dikabari," terang dia.

Setelah satu hari menghilang, ada kabar penemuan mayat hanyut di Sungai Bengawan Solo, Sragen. Saat dicek dengan sidik jari, jenazah tersebut ternyata Yulius.

"Sangat kaget. Untuk hasil visum belum keluar, kita baru mau kesana," imbuhnya.

Sementara itu istri Yulius, Elisabet Retno Kawuri Budiman mengatakan jika suaminya dari sisi pekerjaan merupakan orang yang teteg, kuat niatnya. Kalau punya niat itu sebisa mungkin harus dijalankan dengan ide-idenya.

"Ya, bisa dibilang 100 persen dia akan memberikan waktu, pikiran untuk karya-karyanya," tutur dia.

Di keluarga, beliau senang dengan anak-anak walaupun sekilas mukanya kata orang itu garang atau ngeri. Tapi beliau dekat dengan anak-anak.

"Dia kalau ada masalah untuk mengutarakan itu butuh waktu yang pas, tidak langsung," tandasnya.

Ia pernah bercanda dengan Mas Yus. "Pokoknya misalnya aku tidak ada minta dikremasi. Aku juga gitu kalau tidak minta dikremasi," pungkas dia.

Setelah dari RSUD Dr. Moewardi mau dibawa ke Yogyakarta untuk sembayangkan dan dikremasi. "Ia hidupnya di musik sama dapur," ucapnya.

Kontributor : Ari Welianto

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak