SuaraSurakarta.id - Wimar Witoelar merupakan sosok yang cukup populer di tahun 90-an hingga awal 2000-an. Pria bernama lengkap Wimar Witoelar Kartaadipoetra ini kian populer setelah diangkat Presiden ke-14 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sebagai juru bicaranya.
Namun, Wimar Witoelar pria subur berusia 75 tahun ini memiliki penyakit penyerta seperi diabetes ini meninggal di ICU RS Pondok Indah Jakarta Selatan.
Wimar Witoelar akhirnya menyerah setelah berjuang mengatasi sepsis yang dideritanya pada Rabu (19/5/2021). Sepsis adalah komplikasi akibat infeksi yang dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ.
Dilansir dari Solopos.com, sebelumnya Wimar Witoelar dikenal sebagai pembawa acara di televisi setelah kembali dari Amerika Serikat. Ia cukup aktif dengan menjadi kolumnis dan kementator di media massa baik lokal maupun internasional. Wimar pernah memandu program acara televisi bernama Perspektif pada 1994.
Baca Juga:Jenazah Wimar Witoelar akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Sore Ini
Saat itu ia sudah menunjukkan kecenderungannya sebagai oposisi pemerintah yang kala itu dipimpin oleh rezim Orde Baru.
Pada akhirnya ia sendiri menjadi bagian dari pemerintah saat Presiden Gus Dur memintanya menjadi Jubir. Wimar dianggap sebagai orang yang paling memahami pemikir Gus Dur.
"Saya tentu sudah mengenal dari lama, tapi dia tidak mengenal saya. Apalagi sudah menjadi presiden, saya hanya mengikuti dari jauh. Saya mempunyai aktivisme di bidang pers, TV dan saya banyak mengomentari kegiatan Gus Dur, terutama di saat dia disalahmengerti. Kalua orang mencela Gus Dur, saya suka menulis atau mengatakan bahwa, 'Anda salah tafsir, Gus Dur itu maksudnya seperti ini'," ujar Wimar dalam sebuah wawancara pada 23 Januari 2019.
Kagum Gus Dur
Pernyataan Wimar itu ditafsirkan sebagai pembelaan. "Memang saya sifatnya barangkali memiliki loyalitas, jadi kalau saya membela orang dikira saya adalah orangnya, padahal saya tidak kenal. Jadi Gus Dur itu orang yang sangat saya apresiasi. Bahkan karena begitu kagumnya, sehingga saya tidak semangat kalau bertemu dia karena kalau ketemu bingung mau bicara apa," lanjut Wimar.
Baca Juga:Wimar Witoelar Meninggal, Berikut Profil Wimar Witoelar
"Saya merasa sangat rendah, tapi tulisan-tulisan saya mendapat perhatian dari beliau dan keluarganya. Lama-lama saya diperkenalkan kepada Gus Dur. Terutama waktu beliau sedang diserang oleh DPR, partai-partai, ormas, dan saya selalu memberikan komentar bagaimana mengatasinya. Akhirnya diperkenalkan, waktu itu saya dibawa ke ruang minum teh di mana ada Gus Dur, Alwi Shihab, dan beberapa orang. Jadi saya itu dikuasai oleh kekaguman dan tidak pernah berfikir bahwa pendapat saya akan dipakai."
Wimar lahir di Padalarang, Jawa Barat pada 14 Juli 1945. Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Raden Achmad Witoelar Kartaadipoetra dan Nyi Raden Toti Soetiamah Tanoekoesoemah.
Kini Wimar telah berpulang. Selamat jalan.