SuaraSurakarta.id - Dikenal sebagai sosok yang merakyat, Presiden Indonesia Joko Widodo adalah pribadi yang baik kepada masyarakat dan para pegawainya.
Ia bahkan disebut tak pernah sekali pun marah para pegawai yang melayaninya di Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung.
Hal tersebut diungkapkan Petugas Bagian Rumah Tangga Loji Gandrung, Biyanto. Menemani Jokowi selama dua periode 2005-2012 menjabat sebagai Wali Kota Solo, dia paham betul segala ativitas bapak tiga anak tersebut.
Ada berbagai kegiatan rutin yang dilakukan Jokowi saat tinggal di Loji Gandrung. Tentu saja, kegiatan itu bisa ditiru sang putra sulung Gibran Rakabuming Raka yang tinggal menunggu pelantikan sebagai wali kota.
Baca Juga:Jokowi Mau Revisi UU ITE, Istana: Demokrasi Tanpa Kritik Seperti Kuburan
Biyanto menuturkan, selama bulan Ramadhan Jokowi bersama keluarga besarnya melakukan Tarweh Keliling (Tarling) ke seluruh masjid yang ada di Surakarta.
“Pak Jokowi itu kalau mau berangkat Tarwe pasti menyiapkan beras dan alat-alat tulis untuk dibagikan kepada para jamaah meskipun hanya sedikit,” ungkap Biyanto saat berbincang dengan SuaraSurakarta.id.
Pria yang sudah mengabdi di Lodji Gandrung selama 17 tahun itu mengungkapkan, meskipun Jokowi pada waktu itu adalah seorang wali kota, selera makanan Jokowi sangat sederhana, sama seperti masyarakat pada umumnya.
“Pak Jokowi itu suka sekali makan nasi kucing. Setiap malam saya diminta oleh ajudan beliau untuk membelikan nasi kucing dua dan mendoan dua,” terang Biyanto.
Selain itu Presiden Jokowi juga sangat menyukai bistik lidah, kulit goreng dan nasi goreng. Menurut Biyanto Jokowi punya langganan nasi goreng di Sriwedari.
Baca Juga:Tidak Hanya Ajudan, Paspampres akan Terus Mengawal Gibran Rakabuming Raka
“Pak Jokowi itu sering nyantai sambil menikmati teh dan membaca koran di teras belakang. Beliau juga sering memperhatikan tanaman-tanaman yang ada di kebun belakang,” papar Biyanto.
Biyanto berharap pergantian Wali Kota dari tangan FX Hadi Rudyatmo ke Gibran Rakabuming Raka akan berdampak pada Kota Solo yang lebih baik.
“Semoga Mas Gibran nanti bisa menjadi pemimpin yang baik pada seluruh pegawainya serta baik pula dalam melayani masyarakat. Kalau bisa lebih baik lebih bagus,” pungkas Biyanto.
Kontributor: R Augustino