Apa yang Paling Dikhawatirkan Keluarga Korban Bom Bali Usai Baasyir Bebas?

Putra dari Sandra Thompson, Clint Thompson yang berusia 29 tahun adalah salah satu dari 88 warga Australia yang tewas dalam ledakan bom tersebut.

Siswanto | ABC
Jum'at, 08 Januari 2021 | 07:54 WIB
Apa yang Paling Dikhawatirkan Keluarga Korban Bom Bali Usai Baasyir Bebas?
Mengenang tragedi bom Bali I di Monumen Bom Bali, Legian, Kuta, Bali, Senin (12/10).

"Jadi bukankah dia bisa saja kembali mengajarkan anak-anak muda Muslim mengenai kebencian lagi?"

Seorang pria yang tinggal di Melbourne Jan Laczynski berada di sekitar lokasi kejadian di Bali ketika itu namun kemudian kembali ke hotelnya lebih awal.

Ia juga mengkhawatirkan rencana pembebasan Baasyir.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan Australia selalu menyerukan agar mereka yang terlibat mendapatkan hukuman yang berat, adil, dan proporsional namun menghormati kedaulatan dan sistem hukum di Indonesia.

Baca Juga:Baasyir Sudah Bebas, Tak Ada Sambutan Khusus di Ngruki

Sydney Jones, direktur Institute for Policy Analysis of Conflict di Jakarta mengatakan Baasyir secara fisik mungkin akan bebas namun polisi akan "terus memantau seluruh pergerakannya."

"Saya yakin mereka akan mengawasi rumah dan pondok pesantrennya," katanya.

"Pengawasan itu tidak akan berakhir dalam waktu dekat, dan juga pihak berwenang bisa menggunakan protokol kesehatan COVID-19 untuk mencegah kumpulan massa dalam jumlah besar."

Apakah pengaruh Baasyir sudah menurun?

Sydney Jones mengatakan dia memahami kekhawatiran sebagian orang mengenai pembebasan Baasyir namun menurutnya pengaruh Baasyir saat ini sudah semakin berkurang.

"Saya kira pembebasan Baasyir tidak akan membuat perbedaan besar dalam soal risiko serangan teroris atau bahaya ekstremisme di Indonesia," katanya.

Baca Juga:Analis: Pembebasan Baasyir Politik Kemanusiaan Jokowi

Sydney Jones mengatakan masih ada orang-orang lain "yang lebih muda dan lebih karismatik sekarang ini, dan mereka yang lebih ekstrem dibanding Baasyir lebih berbahaya."

Sandra Thompson masih khawatir Baasyir akan terus punya pengaruh, tetapi juga mengatakan dia ingin melangkah maju.

"Saya tidak akan membiarkan kebencian dan teror itu menghancurkan kenangan saya pada Clint," katanya.

"Clint adalah orang yang baik, dia sangat disukai dan dia tidak ingin saya menaruh amarah dan kebencian selama bertahun-tahun ini atas apa yang terjadi - dan saya tidak akan melakukannya, saya menolak melakukannya."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari artikel ABC News berbahasa Inggris yang bisa dibaca di sini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini