Ronald Seger Prabowo
Rabu, 13 Agustus 2025 | 09:25 WIB
Ilustrasi: Ratusan siswa dan guru di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diduga keracunan usai menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Ratusan siswa dan guru di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diduga keracunan usai menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Informasi yang diterima ada sekitar 196 orang baik siswa, guru, karyawan dan keluarga yang diduga keracunan.

Untuk keluarga ikut kena diduga makan makanan yang dibawa pulang.

Kejadian sendiri terjadi pada, Selasa (12/8/2025). Kasus tersebut dialami oleh sejumlah siswa dan guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Gemolong dan SMP Negeri (SMPN) 3 Gemolong. 

Kepala Puskesmas Gemolong, Agus Pranoto Budi mengatakan data sementara per Selasa, 12 Agustus 2025, jumlah yang merasakan gejala keracunan itu ada 196 orang baik siswa, guru, karyawan sekolah, dan anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi. 

"Data sementara 196 orang yang mengalami gejala keracunan. Itu ada murid, guru, karyawan, atau keluarga yang memakan makanan yang dibawa pulang," kata dia.

Agus menjelaskan korban mengalami gejala mual, pusing, dan diare. Itu diduga setelah makan dari program MBG yang didistribusikan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong, 11 Agustus 2025.

"Para korban itu mengalami gejala mual, pusing dan diare," kata dia.

Agus mengatakan usai mendapat laporan, petugas langsung mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan pada korban. 

Baca Juga: Diduga Jadi Korban Penipuan Program MBG, Sejumlah Calon Mitra Mengadu ke Polresta Solo

Korban berangsur membaik dan pulih usai diperiksa dan tidak ada korban yang harus menjalani rawat inap. 

"Kami langsung mendatangi korban dan pemulihan mereka cukup baik. Tidak ada yang sampai rawat inap," jelasnya.

Pihaknya juga sudah mengambil sampel makanan dan air tersebut. Sampel tersebut sudah dikirim ke laboratorium Semarang untuk memastikan penyebabnya.

"Masih menunggu hasil uji laboratorium untuk dapat memberikan kesimpulan resmi penyebab keracunan," sambung dia.

Agus menambahkan adanya kejadian ini langsung didirikan posko layanan 24 jam selama dua hari. Tidak hanya itu, sosialisasi pun terus dilakukan ke sekolah-sekolah terkait kasus tersebut.

"Kami langsung dirikan posko 2x24 jam, jam berapa pun kami siap. Kami juga telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah soal kasus ini," pungkasnya.

Load More