Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 06 Mei 2025 | 15:34 WIB
Wali Kota Solo Respati Ardi. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Respati Ardi tidak melarang sekolah untuk menggelar karya wisata atau studi tour untuk kelulusan siswa.

Hanya saja tidak boleh sampai keluar Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melainkan harus di wilayah Jateng.

"Saya himbau karya wisata tidak keluar provinsi (Jateng). Harus maksimal di Provinsi Jateng," terangnya saat ditemui, Selasa (6/5/2025).

Respati mengatakan masih akan mengkaji untuk SMP di Solo saat studi tour tidak keluar dari Provinsi Jateng. Nanti akan dibuat surat edaran (SE) dan dikirim ke sekolah-sekolah.

Baca Juga: Peluncuran Kecamatan Berdaya dan Kartu Zilenilal, Respati Sosialisasikan Program, Cek Daftarnya!

"Kemarin Jabar sudah melarang (studi tour) tapi saya melonggarkan untuk satu provinsi saja, ini safety juga," ungkap dia.

Respati mengaku banyak menerima laporan dan masukan akan menggelar studi tour ke Bali dan lain-lain. Nanti boleh menggelar cukup di dalam provinsi saja.

"Ya tadi ada masukan mau ke Bali dan lain-lain. Saya rasa cukup di Provinsi Jateng saja," katanya.

Meski tidak melarang sekolah menggelar study tour tapi jangan mewajibkan bagi orang tua. Jika orang tua tidak mau ikut tidak masalah dan diperbolehkan.

"Nggak boleh mewajibkan. Jangan sampai di luar kegiatan mengajar itu ada kewajiban, jangan," jelas dia.

Baca Juga: Sering Bertemu Langsung, Ini Kenangan Eks Wali Kota Solo untuk Paus Fransiskus

Kalau memang kegiatan itu mau terlaksana, lanjut dia, bisa lewat swasta atau pakai sponsor. Tidak boleh ada iuran dan itu pasti akan mewajibkan semua siswa.

"Kalau memang mau terlaksana nanti kita bicara untuk keberpihakan pihak swasta atau sponsor. Nggak boleh (ada iuran), iuran itukan yang namanya iuran pasti mewajibkan setiap siswa. Ini sukarela saja, jadi jangan sampai ada 'oh enteke semene dibagi murid semene, berati murid per anak harus bayar semene', itu yang saya nggak mau," paparnya.

Respati mengaku akan fokus di 28 SMP di Kota Solo, supaya SMP negeri tidak kalah sama SMP swasta.

"Saya akan bantu semua SMP ini untuk program-program yang lebih baik lagi. Boleh berkembang," sambung dia.

Respati menambahkan nanti semua armada yang dipakai untuk study tour harus dicek dan lolos uji ukirnya juga. Ini untuk mengantisipasi adanya kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi armada.

"Alhamdulillah kami juga sudah bekerjasama dengan ASITA dan Dishub. Semua armada yang dipakai karya wisata itu kita cek lolos uji ukirnya juga, jadi tidak ada terjadi kecelakaan juga dan jangan sampai ada itu," tandasnya.

"Saya akan sampaikan ke bu dinas pendidikan untuk lebih kenceng lagi memberikan informasi. Saya juga ingin menghimbau ke orang tua murid, kita tidak akan melarang hal-hal yang bersifat kreatif. Boleh tapi tidak boleh mewajibkan sesuatu," pungkas dia.

Berdasarkan informasi aduan masuk warga melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS). Panitia acara yang merupakan wali murid mengirim surat kebutuhan dana Rp72.220.000. Setiap siswa dimintai iuran Rp280.000 melalui wali kelas IX.

Sementara itu Kepala SMPN 7 Solo, Herni Budiati mengatakan menyambut positif arahan dan tanggapan dari Wali Kota Solo Respati Ardi tadi.

"Tidak larangan atau melarang dihentikan dan sebagainya tidak. Tapi caranya yang harus kita ubah supaya lebih humanis lagi, tadi kalau saya garis bawahi jangan tiba-tiba anggaran sekian dibagi sejumlah anak tapi intinya subsidi silang," jelasnya.

Soal arahan untuk mengembalikan iuran uang perpisahan akan dikembalikan segera. Dari jumlah 257 siswa yang sudah bayar itu baru sekitar 73 siswa.

"Akan kita kembalikan, tiap siswa membayar Rp 280 ribu. Rencana kita akan bertemu dengan tim termasuk pihak yang melaporkan ke ULAS," tutur dia.

Herni menyambut baik arahan dari wali kota agar kepala sekolah bisa kreatif mencari dana lewat sponsor.

"Saya menunggu diajari seperti itu juga dari Mas Wali," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More