SuaraSurakarta.id - Adik raja Keraton Solo Sri Susuhunan Paku Buwono atau PB XIII, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) ikut mengomentari status putra PB XIII, KGPAA Purbaya yang viral dan menjadi sorotan publik.
Gusti Moeng mengaku belum sempat membaca unggahan sang putra mahkota itu secara pasti. Namun dirinya sudah mengetahui jika unggahan itu sudah ramai di grup putra-putri Mataram.
Seperi diketahui, Gusti Purbaya menulis dan memposting di media sosial (medsos) 'Nyesel Gabung Republik' dan 'Percuma Republik Kalau Cuma untuk Membohongi'.
"Saya tidak tahu postingan yang lengkap seperti apa. Dalam rangka apa beliau bicara seperti itu," ujarnya saat dihubungi, Minggu (2/3/2025).
Gusti Moeng menyayangkan adanya postingan tersebut dan membuat pandangan terhadap keraton tidak baik.
Harusnya kalau bicara dan menulis seperti itu ada dasarnya, apalagi yang bersangkutan itu merupakan sarjana hukum.
"Iya itu sangat nggak baik dampaknya untuk keraton. Katanya sarjana hukum, pastinya kalau bicara harus diterangkan, kenapa bicara seperti itu, hukumnya seperti apa, harusnya kan seperti itu," ungkap dia.
Menurutnya pernyataan itu lebih pribadi bukan ada keraton. Karena tidak menyampaikan dasar hukumnya dan tidak bicara dengan keluarga dulu.
"Itu lebih pribadinya pernyataannya itu. Tidak ada dasar hukumnya dan tidak bicara sama keluarga dulu, gaco menyampaikan gitu," ungkapnya.
Baca Juga: Kubangan di Lahan Kosong Kartasura Jadi Magnet Baru, Ratusan Pemancing Berburu Lele
Gusti Moeng menjelaskan di dalam maklumatnya sinuhun saja kan, semua urusan keraton langsung ke pemerintah pusat.
Makanya putra putri keraton kalau menghadapi sudah menghadapi situasi seperti ini pasti sudah harus menyiapkan landasan-landasan hukumnya untuk berbicara dengan pemerintah pusat.
"Saya sendiri, tahun kemarin itu ada mahasiswa baru selalu bertanya bagaimana hubungannya keraton dengan pemerintah. Saya sampaikan bahwa memang negara masih punya hutang terhadap Surakarta dengan mengembalikan daerah istimewa itu," kata dia.
Dikatakannya kalau semua mengikuti video atau film PB XII, bahwa diwanti-wanti beliau kepada ayahandanya PB XI. Hati-hati untuk perjalanan waktu itu keadaan itu gelap.
"Gelap itu terjemahannya kan banyak, cuma kalau saya yang mengikuti perkembangan keraton yang berkomitmen untuk menjaga dan bahkan sudah ada putusan hukum tetap untuk keraton dengan lembaga dewan adat," paparnya.
Pastinya komitmen yang disampaikan oleh PB XII, lanjut dia, harus dijaga sebagai anak keturunannya. Kalau ada yang belum dilaksanakan atau dipenuhi oleh negara benar, karena ada beberapa setelah sinuhun itu menyatakan menggabungkan keraton ke republik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Tim Sparta Amankan Remaja Bawa Sajam di Jalan DI Panjaitan, Begini Kronologinya
-
Jokowi Pilih Tinggal di Rumah Lama di Solo Dibanding Hadiah Pemerintah, Ada Apa?
-
Diserang Soal Kereta Cepat Rugi Besar, Ini Respon Jokowi
-
Misi Ketua PP Perbasi Munculkan Atlet Basket Timnas dari Kota Bengawan
-
Perluasan Jangkauan Bank Jakarta: Hadirnya KCP UNS, Solusi Keuangan Tepat di Jantung Kampus