SuaraSurakarta.id - Presiden ke-7 RI Jokowibuka suara terkait adanya kekhwatiran mengenai peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh pemerintah.
Jokowi, yang juga sebagai Dewan Pengawas menyebut jika pembentukan Danantara itu sebagai langkah yang baik.
"Soal Danantara ini hati-hati ya, tolong ditanyakan lebih detail kepada CEO, pengelola. Ya, kalau saya, saya yang melihat bahwa niat membentuk Danantara ini sangat baik, sangat baik," terangnya, Rabu (26/2/2025).
Jokowi menjelaskan entitas kekayaan negara disatukan, aset-aset BUMN yang ada dikonsolidasikan untuk agar lebih produktif dan bermanfaat bagi pembangunan tanpa mengesampingkan dari sisi-sisi bisnisnya.
"Ya, saya melihat itu dan kalau kita lihat memang banyak keberhasilan, misalnya di Abu Dhabi yang punya sovereign wed fund hadiah, di Singapura memiliki Temasek, di Malaysia memiliki Kasanah," ungkap dia.
Menurutnya kalau aset-aset yang ada bisa dikonsolidasikan dan lebih produktif. Maka itu akan bermanfaat bagi negara, lebih bermanfaat bagi negara, bagi rakyat.
Terkait pengelolaan, Jokowi menyebut yang paling penting pengelolanya memang jauh lebih banyak apabila diserahkan kepada profesional-profesional yang memiliki expert memiliki jam terbang, memiliki track record yang baik di bidang ini.
Disinggung soal akan menggandeng mantan PM Inggris, Tony Blair untuk menjadi dewan pengawas, Jokowi mengaku belum final.
"Itu kan belum ada keputusannya, setahu saya ya. Tolong ditanyakan sekali lagi, tolong ditanyakan lagi ke CEO. Jangan ke saya, itu bukan di wilayah saya," jelas dia.
Baca Juga: Temui Jokowi, Mahathir Mohammad Dorong Tingkatkan Kerjasama Indonesia-Malaysia
Soal kekhawatiran masyarakat terkait dengan orang-orang di balik sosok danantara ini yang memimpin itu, Jokowi menilai sebab itu pengelolaannya serahkan kepada profesional-profesional yang memiliki expert, yang memiliki jam terbang, yang memiliki track record yang baik.
"Sudah, itu saja dari saya mengenai danantara. Saya ini bukan Pemerintah," tandasnya.
Ditanya soal pengawas agar kepentingan politik yang masuk ke sana, Jokowi kembali menyampaikan.
"Bahwa pengelolaannya diserahkan kepada profesional-profesional yang memiliki expert, yang memiliki jam terbang, yang memiliki track record yang baik," pungkas dia.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Calon Ketua DPC PDIP Solo Ikuti Psikotes Besok, Dua Sosok Buka Suara
-
Skak Mat Roy Suryo, Kepala SMA Santo Yosef Solo Bantah Gibran Lulusan Sekolahnya
-
Gerak Cepat Satreskrim Polresta Solo Tangkap Pelaku Pencurian Uang Bank Rp 10 Miliar
-
Satreskrim Polresta Solo Tangkap Sopir Bank Jateng Bawa Lari Uang Rp 10 Milyar
-
Hampir 2 Dekade Mewarnai Dunia, INDACO Satu-satunya Perusahaan Cat Indonesia Tanpa Lisensi Asing