SuaraSurakarta.id - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto diminta untuk lebih belajar demokrasi dan tidak menyerang personal terkait dengan hasil Pilgub Jateng 2024.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum Relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ), Muhammad Isnaini, menanggapi pernyataan Hasto Kristiyanto yang menyoroti hasil Pilgub Jateng.
Seperti diketahui, dalam hitung cepat atau quick count beberapa lembaga survei, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul jauh sekitar 20 persen dari pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Bahkan di Pilkada tingkat kabupaten/kota, jagoan PDIP babak-belur di wilayah-wilayah yang disebut sebagai 'kandang banteng'. Seperti Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Purbalingga hingga Kota Salatiga.
Baca Juga: Hari Terakhir Kampanye, Jokowi dan Ahmad Luthfi Bakar Semangat Warga Boyolali
Hasto pun mempersoalkan fenomena Partai Cokelat atau Parcok di tengah Pilkada Serentak 2024, hingga menyebut Jokowi 'memagari' Pilgub Jateng dengan menempatkan orang-orangnya di posisi strategis sebelum kontestasi berlangsung.
"Jika setiap kekalahan dalam pemilu langsung dikatakan curang, itu meremehkan kerja keras KPUD dan Bawaslu. Jangan buruk muka lantas cermin dibelah! Demokrasi kita butuh pembelajaran yang lebih dewasa, bukan hanya pernyataan sepihak," kata Isnaini, Minggu (1/12/2024).
"Negara ini negara hukum, bukan negara rimba. Kalau merasa ada kecurangan, sudah ada jalur hukumnya seperti Bawaslu atau MK. Membuat narasi yang membabi buta hanya akan merugikan masyarakat," paparnya.
Lebih lanjut, Isnaini juga menyentil klaim Hasto yang Ia menilai pernyataan itu mengabaikan fakta bahwa penunjukan pejabat, termasuk Kapolri, melewati proses yang transparan.
"Presiden punya hak prerogatif, dan untuk Kapolri, sebelum dilantik, ada proses fit and proper test di DPR yang juga diikuti oleh anggota PDIP. Tidak ada langkah sepihak. Lantas salahnya di mana?," ujar dia.
Baca Juga: PRO LUGAS 313: 7 Kabupaten Konsolidasi Akbar Deklarasi Pemenangan Ahmad Luthfip Taj Yasin
Isnaini menilai pernyataan Hasto cenderung menyerang personal Jokowi, bukan mengkritisi proses secara objektif. Ia mengingatkan, tudingan tanpa bukti akan merugikan demokrasi.
"Seperti kata Pak Mahfud MD, kalau kalah, jangan langsung nuduh curang. Ini kesannya sama, saat jagoan Hasto kalah di Jateng, lalu semua dianggap curang. Seolah-olah tim kami tidak bekerja keras, hanya tidur, lalu tiba-tiba menang," ungkap Isnaini.
Hingga saat ini, pasangan Luthfi-Yasin unggul berdasarkan hasil hitung cepat, sementara perhitungan resmi KPUD masih berlangsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
Pilihan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
-
Bukan Patrick Kluivert, Ini Pelatih yang akan Gembleng Mauro Ziljstra dalam Waktu Dekat
Terkini
-
Darul Amanah FC Bertanding di Youth Tournament, Kiai Fatwa: Ini Syiar Pesantren di Sepak Bola
-
Blak-blakan! Bos PT Sritex Ungkap Alasan Ogah Simpan Uang Miliaran di Bank
-
UNS Usulkan Mahasiswi yang Bunuh Diri dari Jembatan Jurug Tetap Diwisuda, Begini Prosesnya
-
Kaget Uang Rp 2 Miliar Ikut Disita Kejagung, Petinggi PT Sritex: Itu Tabungan Pendidikan Anak
-
Dugaan Korupsi Bos PT Sritex, Kejagung Geledah Gedung Mewah di Solo, Apa Hasilnya?