SuaraSurakarta.id - Sebagai bentuk rasa syukur Yayasan Karya Dharma Pancasila, Universitas Dharma (UNDHA) AUB Solo, menggelar pentas wayang kulit dan ruwatan dengan dalang Ki dalang Purbo Asmoro mengambil lakon, 'Semar Boyong (Wahyu Asmoro Bumi)' di halaman kampus setempat Jalan Mr Sartono 97, Cengklik, Nusukan, Solo Selasa (22/10/2024).
Pagelaran wayang kulit dan ruwatan bersamaan HUT ke-58 Yayasan Dharma Pancasila yang berdiri pada tanggal 22 Oktober 1966 dibuka dengan karawitan “Ibunda AUB.”
Selain dihadiri calon Wali Kota Solo (Cawalkot) nomor urut 2, Respati Ardi, juga dihadiri Cawawali nomor urut 1, Bambang Gage, serta sejumlah tokoh lainnya seperti FX Hadi Rudyatmo Ketua DPC PDIP Solo, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo (Gusti Dipo) dan Kanjeng Gusti Pengeran Haryo (KGPH) Puger (Gusti Puger), civitas akademi UNDHA AUB serta sejumlah tokoh masyarakat .
"Saya apresiasi kepada AUB dalam pagelaran wayang kulit malam hari ini. Dan ada Pak Bambang Nugroho, ada Pak Rudy, kawan-kawan saya, senior saya, yang saya kenal sudah lama. Kita bertegur sapa hangat. Budaya membersamai kita dengan suasana yang kekeluargaan," kata Respati Respati usai menyaksikan pertunjukan wayang kulit tersebut.
'Semar Boyong' menggambarkan tokoh Semar yang kharismatik dan bersahaja dan mampu mengayomi masyarakat sehingga dapat menghadirkan kedamaian.
"Tokoh Semar, itu pengayoman lebih kepada bagaimana masyarakat itu mendapatkan pengayoman melalui Semar atau Bentara Ismaya," kata Ketua Panitia Pagelaran Wayang Kulit, Ratna Herawati di sela-sela pementasan tersebut.
Gelar pentas wayang kulit dan ruwatan tersebut, merupakan sebagai bentuk doa, untuk menghilangkan hal-hal yang negatif melalui doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Harapannya dengan adanya ruwatan sebagai pandongo, atau menghilangkan hal-hal yang negatif dengan memohon kepada Allah SWT. Intinya adalah kita berdoa kemudian berucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa," ungkap Ratna Herawati
UNDHA AUB Solo memegang teguh mandat pengelola yayasan melalui Candra Sengkala sesuai tahun pendirian awalnya 1969 yakni "Muluk Kondang Kusumaning Bawono" yang berarti Mengingat dan Berkembang, Tersohor Sebagai Bunga Dunia.
Baca Juga: Fakta Unik Respati Ardi di Stadion Manahan: Dua Kali Nonton Langsung, Persis Solo Menang Terus
"Dengan harapan lembaga ini menjadi lembaga yang seperti dicanangkan oleh para pendiri yakni mewujudkan Candra Sengkala AUB 1969, yaitu Muluk Kondhang Kusumaning Bawana. Mengiatkan kembali hal-hal yang kiblatnya adalah budaya. Karena lembaga ini, perguruan tinggi yang coraknya adalah corak daripada kebudayaan Jawa," pungkas Ratna Herawati.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Karya Dharma Pancasila, Anggoro Panji Nugroho, mengatakan, pagelaran wayang Semar Boyong tidak hanya sekedar ungkapan wujud rasa syukur, namun juga untuk melestarikan budaya jawa.
"Melalui pagelaran budaya kami mengajak masyarakat bersatu dalam kearifan budaya, tanpa memandang perbedaan kelompok dan golongan. Semua satu dalam Bhinneka Tunggal Ika," kata nggoro Panji Nugroho,
Anggoro juga berharap, suasana kesejukan dan kebersamaan hendaknya dapat terus di jaga, sebagai inplementasi dari rasa persatuan dan kesatuan bersama.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM Besar Terbaru Agustus 2025, Spek Gahar Cuma Rp 2 Jutaan!
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
Terkini
-
34 Suporter Ditangkap di Laga Persis Solo vs Persija, Ini Penyebabnya
-
Pesangon Eks Karyawan PT Sritex Belum Cair, Ada yang Tembus Rp 100 juta
-
Tim Kurator Sudah Daftarkan Lelang Aset PT Sritex Group, Sementara Benda Bergerak Dulu
-
Puluhan Eks Karyawan PT Sritex Menangis di Upacara HUT ke-80 RI, Berharap Pesangon Cair
-
Wungkul Run: Cara Warga Solo Sambut HUT ke-80 RI dengan Lari Santai dan Berkostum Unik