Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 13 September 2024 | 18:43 WIB
Kerabat dalem keraton saat menyaksikan video pengeroyokan saat pembukaan sekaten. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo melaporkan ke Polresta Solo terkait aksi pengeroyokan kepada abdi dalem saat pembukaan perayaan sekaten di halaman Masjid Agung Solo, Senin (9/9/2024) kemarin. 

Tidak hanya abdi dalem keroyok, bahkan mantu dalem Sinuhun PB XIII, KRA Rizki Baruna Ajidiningrat yang didorong dan sempat dicekik. Samirnya juga dirampas.

"Ada dua abdi dalem yang dikeroyok dan melaporkan kasus ini. Ada visum dalam pelaporan ini, bahkan sudah masuk pemeriksaan saksi," terang Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KP Dani Nur Adiningrat saat jumpa pers, Jumat (12/9/2024) sore.

Dani juga mendesak Polresta untuk menindak dengan tegas dan mengusut tuntas kejadian tersebut, termasuk jika ada aktor intelektual dibaliknya.

Baca Juga: Keren Lur! Karaton Solo Resmi Jadi Kerajaan Pertama di Dunia yang Merilis NFT

Karena ini agar tidak terjadi preseden yang buruk dikemudian hari dan tidak ada dampak negatif lanjutan atas peristiwa tersebut.

"Kami minta agar pihak kepolisian bisa menindak tegas dan mengusut tuntas kejadian ini," katanya.

Menurutnya ini sangat penting mengingat rangkaian perayaan sekaten itu merupakan upacara keagamaan yang dikemas dalam kebudayaan yang indah dan sakral.

"Jangan sampai para pelaku budaya yang sedang bertugas dengan memakai baju adat trauma dengan peristiwa itu. Apapun itu tidak dibenarkan tindak kekerasan tersebut, maka kami mendorong dan seprofesional kepolisian untuk menindak tegas," ungkap dia

Dalam rangkaian upacara adat ini, pada Senin (15/9/2024) nanti akan dilakukan kondur gongso dan gunungan bisa berjalan lancar.

Baca Juga: UEA Revitalisasi Masjid Agung dan Siti Hinggil Selatan, Bangunan Bersejarah Kini Makin Kokoh

"Jangan sampai kejadian kemarin itu terulang lagi tindakan preventif. Dalam rekaman video yang beredar wajah pelaku sudah jelas," sambungnya.

Dani menegaskan otoritas tertinggi keraton itu adalah Sinuhun PB XIII. Yang mana sudah memberikan dawuh kepada kanjeng Rizki lewat Pengageng Parentah untuk membuka perayaan sekaten yang ditandai ditabuh nya gamelan sekaten.

Namun belum ada dawuh dari utusan dalem sinuhun, gamelan sekaten sudah ditabuh. 

"Kalau kanjeng Rizki sebagai utusan dalem belum dawuhke kepada para pengrawit tapi ternyata sudah berbunyi. Berati ada sabotase di sini, itu ditabuh ada dawuh siapa," jelas dia.

Sementara itu menantu dalem Sinuhun PB XIII, KRA Rizki Baruna Ajidiningrat mengatakan bahwa Sinuhun telah mendawuhkan pengageng parentah untuk memilih atau menunjuk orang atau utusan untuk memerintahkan pengrawit  menabuh gamelan sekaten.

"Saya yang didawuhkan untuk itu. Usai prosesi upacara selesai di Masjid Agung, saya menuju ke tempat gamelan tapi saat berjalan gamelan sudah ditabuh," paparnya.

Selanjutnya menghampiri bangsal tersebut dan masuk ke kerumunan untuk menanyakan kenapa gamelan sudah ditabuh. Padahal utusan dalem dari sinuhun itu belum memberikan instruksi kepada pengrawit.

"Saya tanya itu siapa yang mendawuhkan. Memang suara yang saya keluarkan agak lantang, karena memang sangat ramai dan saya didorong-dorong keluar," tandas dia.

"Saya bawa dawuh dalem dari Sinuhun dan dawuhnya itu tertulis," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More