Budi Arista Romadhoni
Senin, 20 Mei 2024 | 11:03 WIB
Ilustrasi Study tour (Freepik)

Hilal mengakui jika kebijakan itu terlalu cepat dan sebenarnya yang viral itu masalah kelayakan armada dan biaya. Kalau soal study tournya itu tidak ada masalah.

"Kan tinggal merubah sistemnya saja, seperti soal armada ada kriterianya seperti apa," lanjutnya.

Hilal menambahkan selama ini jika ada orderan untuk study tour itu yang diutamakan itu soal pelayanan, seperti armada. Armada yang disiapkan pun yang terbaru, kalau yang lain service yang terbaik untuk mereka.

"Armada yang kita kasih pasti armada yang terbaru. Jadi harusnya itu bukan pelarangan tapi merubah sistem study tournya," tandas dia.

"Sekolah yang study tour itu tidak hanya ke tempat wisata tapi juga ada edukasinya. Tentu sangat disayangkan adanya pelarangan itu," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More