Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 17 Mei 2024 | 13:47 WIB
Ilustrasi Study tour (Freepik)

SuaraSurakarta.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menegaskan tidak melarang adanya kegiatan study tour bagi sekolah-sekolah. Hal itu usai terjadinya kecelakaan maut peserta wisata di Jawa Barat. 

"Tidak melarang," terang Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa saat ditemui, Jumat (17/5/2024).

Menurutnya adanya larangan sekolah tidak menggelar study tour itu terlalu reaktif dalam menyikapi adanya peristiwa kecelakaan bus yang membawa siswa sekolah. "Itu terlalu reaktif. Bahwa kegiatan study tour yang kejadian itu berbeda dengan yang ada di sini, itu kan lulusan dan kita tidak pernah ada lulusan terus stud tour," ungkap dia.

Teguh mengatakan bahwa study tour yang diadakan di Kota Solo itu untuk mencari tambahan ilmu di luar sekolah. 

Baca Juga: Bawa Pesan Salam Pancasila, Kevin Fabiano Resmi Daftar Jadi Balon Wali Kota Solo

"Namanya study tour itu study, mereka cari tambahan ilmu di luar sekolah. Apalagi tidak semua itu menjalankan study tour, kalaupun ada sekolah-sekolah akan dilihat penyelenggaranya siapa, kendaraannya apa," katanya. 

Teguh juga meminta agar Dinas Perhubungan dan Kepolisian untuk bersikap tegas. Mana armada yang biasa melakukan cek fisik, kalau memang tidak memenuhi syarat atau tidak layak langsung dilarang beroperasi.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Dian Renita mengatakan tidak melarang sekolah untuk menggelar study tour. Hanya saja akan memperketat secara aturan dampak dari peristiwa di Subang.

"Study tour boleh tapi akan kita perketat dengan kasus kemarin. Kita perketat secara aturan, wajib melaporkan satu minggu sebelumnya dan ini supaya kita bisa berkomunikasi dengan lintas dinas seperti Dishub atau kepolisian," papar dia.

"Sekolah juga wajib menyampaikan kendaraan apa yang dipakai, tour apa yang dipakai. Jadi kita akan melakukan koordinasi, apakah ini kendaraan atau sopir dan sebagainya memang sudah memiliki persyaratan," lanjutnya.

Baca Juga: Solo Bersiap Melangkah Maju: Menuju Kota Metropolitan Baru di Jawa Tengah!

Sebenarnya kegiatan study tour ini dilakukan satu kali selama proses pembelajaran di tingkat SMP.  

"Kami mencoba komunikatif adaptif tidak langsung reaktif," jelas dia.

Itu semua, lanjut dia, merupakan bagian dari evaluasi atas kejadian di Subang. Jadi untuk study tournya tetap diperbolehkan dengan beberapa pertimbangan.

"Jadi adanya kejadian kemarin itu kita lebih a ware lagi. Evaluasi kasus itu sudah dilakukan," ujar dia.

Dian menambahkan akan membuat surat edaran untuk sekolah-sekolah agar lebih memperhatikan tata cara pelaksanaan study tour. Itu bukan syarat melakukan study tour tapi tata cara pelaksanaan study tour. 

"Melaporkan, sudah ada komitmen dengan tournya. Yang paling penting harga-harga kompetitif tidak boleh ada kelebihan harga yang bisa diterima oleh semua," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More